Liputan6.com, Banjarmasin - Musim kemarau berkepanjangan membuat warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kesulitan mendapatkan air bersih. Kendati demikian, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi, melarang masyarakat di daerahnya menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Larangan ini, kata Hamdi, karena air sungai di Banjarmasin sudah tidak layak. Menurut dia, air sungai di daerahnya semuanya sudah terasa sangat asin dan juga mengandung bakteri Escherichia coli (E.coli). Karena itu, berbahaya diolah untuk konsumsi.
"Meskipun harus kesulitan mendapatkan air bersih karena kemarau ini, tetap jangan menggunakan air sungai. Berusahalah mencari yang aman dan sehat untuk dikonsumsi," kata Hamdi di ibanjarmasin, Minggu 18 Oktober 2015, seperti dikutip dari Antaranews.
Diutarakan Hamdi, air sungai yang memiliki keasinan hingga 8.000 PPM, artinya sudah sangat gawat. Sebab, sudah sangat jauh dari baku mutu bisa diolah untuk konsumsi sebagaimana ditetapkan Kementerian Kesehatan.
"Permenkes itukan hanya membatasi sampai 2.500 PPM, artinya sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi meski sudah dimasak," papar Hamdi.
Menurut dia, terjadinya musim kemarau panjang ini membuat intrusi atau masuknya air laut ke sungai tidak bisa terbendungkan, hingga ke anak-anak sungai yang berhubungan dengan Sungai Martapura.
"Jadi rasa air sungai di daerah kita saat ini asin, agak kelat, meski sudah diolah dengan cara modern dilakukan PDAM tetap rasanya tidak sebagaimana mestinya," ujar Hamdi.
Dia menerangkan, air yang didistribusikan PDAM Banjarmasin pun saat ini terasa berbeda, yakni agak berlemak karena dipengaruhi keasinan air sungai yang menjadi bahan bakunya.
"Tapi kita tidak bisa menyalahkan PDAM, sebab tidak ada yang bisa diolahnya lagi. Daripada ribut ketiadaan air untuk kebutuhan sehari-hari," lanjut Hamdi. Dia mengungkapkan, jika mau minum kopi atau teh, dia sendiri terpaksa menggunakan air kemasan demi kesehatan. (Sun/Ado)
Krisis Air, Masyarakat Banjarmasin Dilarang Konsumsi Air Sungai
Air sungai di Banjarmasin memiliki keasinan hingga 8.000 PPM, artinya sudah sangat gawat.
diperbarui 19 Okt 2015, 07:33 WIBDiterbitkan 19 Okt 2015, 07:33 WIB
Perahu melintas di Sungai Andai yang tertutup kabut asap di Banjarmasin, Kalsel, Senin (3/10).(Antara)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
4 Rekomendasi Drakor yang Tayang Januari 2025, dari When The Stars Gossip hingga Motel California
Usai Pertemuan dengan Prabowo di Kertanegara, Bahlil Golkar: Bahas Hal Biasa
Menag: Natal 2024 Bukan hanya Perayaan Spiritual, tapi Momen Perkuat Persatuan dan Toleransi
Hasil BRI Liga 1 Bali United vs Persebaya Surabaya: Serdadu Tridatu Beri Bajul Ijo Kekalahan Kedua
Fungsi Beriman Kepada Hari Akhir: Memahami Makna dan Manfaatnya
PPN Naik ke 12%, Ekonom Jelaskan Pentingnya Insentif untuk Antisipasi Kenaikan Biaya Produksi
Kenaikan PPN ke 12% Jadi Langkah Moderat Pemerintah Saat Ini
Kasus Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin, Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding Jadi Tersangka
Mantan Pacar Liam Payne Sophia Smith Tunangan 2 Bulan Setelah Kematian Tragis Mantan Personel One Direction
Pemerintah Tak Impor Pangan Mulai 2025
Gus Baha Ungkap kenapa Rasulullah Wajib Sholat Tahajud, Ternyata Demi Syafaat Umatnya di Hari Kiamat
Said Abdullah Mengimbau Agar Isu yang Melibatkan Hasto Kristiyanto Tidak Semakin Meluas