BMKG Minta Warga Banten Pakai Masker

Akibat kabut asap yang terjadi di Lampung, jarak pandang di Selat Sunda sempat terganggu.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 28 Okt 2015, 06:11 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2015, 06:11 WIB
20151026-Puluhan Aktivis Gelar Aksi Peduli Asap untuk Sumatera dan Kalimantan-Jakarta
Massa dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) melakukan aksi menolak asap dengan menggunakan masker di Patung Kuda, Jakarta, Senin (26/10). Aksi itu menuntut elemen masyarakat agar terlibat langsung dalam upaya penuntasan masalah asap. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Serang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Serang mengimbau masyarakat Banten menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

"BMKG mengeluarkan (peringatan) asap tebal yang sebaiknya pakai masker. Tapi yang utama cari informasi," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang, Tri Tjahjo di Serang, Banten, Selasa 27 Oktober 2015.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk terus memantau perkembangan ketebalan asap kiriman dari Sumatera dan Kalimantan.

"Untuk antisipasi, masyarakat sebaiknya mencari atau memantau informasi yang dikeluarkan dari BMKG mengenai sebaran asap, masyarakat perlu cari informasi yang benar," tutur dia.

Dia mengaku tak bisa memprediksi dengan pasti kapan asap dari kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera tersebut berakhir.

"Karena memang saat ini memasuki peralihan musim atau pancaroba yang mengakibatkan sering terjadinya perubahan arah angin permukaan maupun laporan udara atas," ujar Tri.

Sebelumnya kebakaran hutan melanda Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung dengan luas 5.000 hektare. Bahkan hingga kini api dikabarkan terus menjalar.

Kebakaran tersebut terjadi pada rentang waktu bulan Mei hingga Oktober 2015 yang terjadi di semua seksi kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Wilayah hutan TNWK itu meliputi Seksi I Way Kanan, Seksi II Way Bungur, dan Seksi III Way Penet.

Sedangkan yang masih terbakar hingga kini berada di seksi III Way Penet yang membakar lahan gambut.

Akibatnya, jarak pandang di Selat Sunda sempat terganggu. Bahkan, PT ASDP Cabang Merak telah mengeluarkan surat imbauan kepada para nakhoda untuk mengaktifkan seluruh alat navigasi perairan guna menghindari kecelakaaan di tengah laut. (Ndy/Ron)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya