Panggil Sejumlah Menteri, Jokowi Rapat Persiapan G20 di Turki

Beberapa agenda yang akan dibahas dalam G20 akan lebih difokuskan pada tema-tema ekonomi global.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Nov 2015, 15:31 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2015, 15:31 WIB
Gaya Tegas Menlu Retno Marsudi Paparkan Program Kerja
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk kali pertama kalinya menggelar jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (29/10/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Kedatangan Retno kali ini untuk membahas persiapan mengenai kunjungan Presiden ke ‎Antalya, Turki untuk menghadiri konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

"Kita bahas KTT G20. Kemudian kita bahas agenda kehadiran bapak (presiden) di sana, tanggal 15-16 November 2015," ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (9/11/2015).

Menurut Retno, beberapa agenda yang akan dibahas dalam G20 akan lebih difokuskan pada tema-tema ekonomi global.

"Kita lebih pada soal growth, mengenai masalah arsitektur keuangan dunia dan sebagainya," imbuh Retno. ‎

Retno juga mengatakan, selain menghadiri forum G20, Presiden Jokowi juga akan menghadiri beberapa forum internasional lainnya.  

"Ada juga agenda sampingan mengenai climate change dan sebagainya. Tapi yang pasti, Presiden akan hadir dalam G20 lebih dulu," ucap Retno. ‎

Selain Menteri Retno beberapa menteri lainnya yang juga dipanggil oleh Presiden yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution,‎ Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perdagangan Thomas Lembong.

Senada dengan Retno, ‎Darmin mengatakan, rencananya Presiden Jokowi akan hadir ‎ pada pertemuan tingkat tinggi negara-negara 20 ekonomi terbesar dunia.

"‎Kita membahas tentang KTT G20 dan agenda kehadiran Bapak Presiden di sana," papar Darmin.‎

‎Turki sebagai tuan rumah KTT G20 akan mengangkat tiga isu utama, yaitu inklusivitas, implementasi, dan investasi.

Langkah itu ditempuh Turki untuk meningkatkan perekonomian global, terutama negara-negara berpenghasilan rendah.‎ (Dms/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya