Liputan6.com, Jakarta - ‎Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersilaturahmi dengan para kepala sekolah penerima anugerah integritas Ujian Nasional (UN). Sebanyak 503 kepala sekolah, mulai dari SMP, SMA, SMK dan madrasah diundang ke Istana Negara.
Dalam acara tersebut, Presiden menyampaikan pesan-pesan kepada ratusan Kepala sekolah yang hadir agar menanamkan nilai-nilai integritas yang ditumbuhkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah.
"Kita lupa memberi perhatian pada nilai-nilai etika, budi pekerti, kejujuran dan integritas. Kita lupa sekian dekade. Anak-anak kita banyak terbuai oleh nilai-nilai Barat. Padahal kita mempunyai nilai-nilai Indonesia, nilai-nilai Pancasila, nilai gotong royong dari budaya lama yang bertahun-tahun sudah kita jalani," ujar Jokowi di Istana Negara, Senin (21/12/2015).
Menurut Jokowi, rumah dan sekolah adalah arena pembelajaran terbaik dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai integritas nilai-nilai kejujuran. Anak-anak harus mendapatkan pengenalan pertama dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya tentang nilai-nilai integritas. "Anak-anak akan mendapatkan contoh-contoh pembelajaran karakter yang baik dari lingkungan keluarga mereka," kata Jokowi. ‎
Baca Juga
Jokowi menceritakan pengalamannya ketika menjadi wali kota dan gubernur. Saat itu ia ditanyakan Kepala Dinas Pendidikan tentang target dari nilai Ujian Nasional yang harus dicapai. Jika diberi target, Kepala Dinas Pendidikan dan jajarannya akan berusaha untuk mencapai nilai target tersebut. ‎
"Nah ini berusaha yang tidak benar. Bekerja dengan saya bukan nilai UN yang dikedepankan," ucap Presiden.
Jokowi mengaku tidak bangga bila nilai UN yang didapat sangat tinggi, tapi dengan cara-cara tidak jujur. Ia mengaku akan bangga dengan nilai UN yang sangat tinggi tapi melalui cara-cara yang benar. "Tidak, saya tidak mau cara seperti itu. Lupakan hal-hal seperti itu," ujar Jokowi.
Presiden mengingatkan para kepala sekolah untuk kembali kepada sekolah yang mengajarkan nilai-nilai etika, budi pekerti, integritas, kejujuran, moralitas, kepantasan dan kepatutan, serta mengingatkan siswanya mana yang pantas dan tidak pantas. "Kita ingin negara ini menjadi negara yang maju, negara yang besar dan memiliki martabat. Itu dimulai dari pendidikan yang bapak ibu berikan kepada anak didik kita. Meski baru dipetik 10-15 tahun kemudian," kata Jokowi.
‎
Menurut Jokowi, nilai kejujuran tak dapat ditawar-tawar, karena merupakan sesuatu yang fundamental dalam membangun karakter bangsa. Ia mengatakan sebuah negara akan besar dan dihormati bangsa lain jika memiliki integritas yang tinggi, pemimpin yang jujur, dan memiliki rakyat yang juga penuh dengan kejujuran dan berintegritas.
"Banyak bangsa, banyak negara harus mendapatkan takdir sejarahnya menjadi negara yang gagal karena telah gagal pula untuk menjaga integritas, menjaga kejujuran bangsanya," kata Jokowi. ‎
Untuk itu, ia menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas integritas yang telah ditunjukkan para kepala sekolah dalam penyelenggaraan UN. "Bapak-ibu kepala sekolah ini yang telah menjadi contoh bagi bangsa dalam mendidik anak-anak kita," tutup Jokowi. ‎(*)