Barometer Pekan Ini: Misteri Kopi Maut

Racun sianida yang digunakan untuk membunuh Mirna mulai banyak digunakan sejak perang dunia ke-2 oleh tentara Nazi.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Jan 2016, 18:55 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2016, 18:55 WIB
Barometer Pekan Ini: Misteri Kopi Maut
Racun sianida yang digunakan untuk membunuh Mirna mulai banyak digunakan sejak perang dunia ke-2 oleh tentara Nazi.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah 3 pekan sejak Wayan Mirna Salihin tewas, polisi akhirnya menangkap Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka pembunuhan. Dari hasil uji laboratorium forensik, polisi sudah memastikan, Mirna tewas dibunuh menggunakan 3 hingga 5 gram racun sianida. Jumlah itu cukup untuk membunuh 4 orang sekaligus dalam waktu 20 menit.

Pembunuhan Mirna berawal dari janji 3 sahabat. Yaitu Mirna, Jessica dan Hanny untuk bertemu. Jessica berinisiatif mengajak Mirna minum kopi untuk membalas kebaikan teman kuliahnya itu yang suka mentraktir selama tinggal di Australia.

Mereka sepakat minum kopi di Olivier Cafe di Grand Indonesia. Jessica datang lebih dahulu ke Grand Indonesia dengan diantar ayahnya sekitar pukul 14.00 WIB. Ia kemudian memesan tempat ke kafe Olivier. Sambil menunggu, Jessica membeli sabun.

Sabun itu akan diberikan pada Mirna sebagai kenang-kenangan. Setelah kembali ke kafe, Jessica memesan kopi untuk dirinya, Hanny dan Mirna ke meja bartender dan langsung membayar tagihan.

3 Kantong berisi sabun diletakkan di meja. Kantong ini diduga untuk menutupi pantauan kamera CCTV.

Tidak lama, Mirna dan Hanny datang. Mirna langsung minum kopi Vietnam yang disajikan dan ia berujar kopinya tidak enak. Hanny sempat mencicipi kopi itu, dan tidak lama kemudian Mirna kejang-kejang.

Korban sempat ditangani tim medis di sebuah klinik yang kemudian merujuknya ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng. Namun korban mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit.

Polisi berusaha keras untuk mengungkap kasus ini. Sejumlah saksi sudah diperiksa. Mulai Jessica, Hanny, suami Mirna, saudara kembar Mirna hingga karyawan kafe. Pada polisi, salah satu karyawan sempat memberi kesaksian.

Namun bukti pengakuan saja tidak cukup kuat untuk diajukan ke pengadilan. Sementara kamera CCTV juga tidak bisa menangkap dengan jelas apa yang terjadi dari rentang waktu kopi disajikan ke meja hingga kopi diminum Mirna.

Polisi mencoba mencari bukti lain dengan melakukan penggeledahan di rumah Jessica di kawasan Jakarta Utara. Dalam penggeledahan itu pembantu Jessica mengaku membuang sebuah celana dalam tidak lama setelah kejadian. Polisi pun berusaha mencari celana tersebut dan mengamankan pembantu dibawah perlindungan polisi.

Merasa terus dipojokkan, Jessica pun mengadu ke Komnas HAM. Ia sangat tertekan karena merasa diintimidasi oknum penyidik dan opini publik yang seolah menempatkannya sebagai tersangka.

Saksikan selengkapnya Barometer Pekan Ini yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (30/1/2016) di bawah ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya