Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Korban Awan Panas Sinabung

Mayoritas pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung terserang penyakit asam lambung dan hipertensi.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 24 Mei 2016, 01:01 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2016, 01:01 WIB
Mensos Khofifah Indar Parawansa
Mensos Khofifah Indar Parawansa (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Karo - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengunjung korban erupsi Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara. Dalam kunjungan itu, Khofifah menjenguk korban yang dirawat di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

"Malam ini saya melengkapi kunjungan saya dengan keluarga korban yang dirawat di Adam Malik," kata Khofifah, Senin (23/5/2016).

Khofifah menegaskan biaya pengobatan korban erupsi Sinabung ditanggung pemerintah sepenuhnya.

Korban erupsi Gunung Sinabung yang saat ini menempati posko di Gereja Batak Naro Protestan (GBKP), Jalan Mariam Ginting Simpang 6, Kabupaten Karo, Kecamatan Kabanjahe, Sumatera Utara, banyak terserang penyakit. Rata-rata mereka terserang penyakit asam lambung dan hipertensi.

Bidan di Posko GBKP Simpang Enam Kabanjahe, Asal Tarigan mengatakan hipertensi serta asam lambung cenderung dipengaruhi oleh faktor pikiran.

Dia mengungkapkan erupsi Gunung Sinabung yang membuat kondisi ekonomi mereka terus menurun menjadi beban pikiran pengungsi.

 

"Pikiran yang tak tenang bisa menjadi penyebab datangnya penyakit, apalagi di posko pengungsian, banyak warga yang tidak nyaman saat tidur," kata Asal di Kabanjahe, Senin (23/5/2016).

Sementara selama 3 tahun menempati pengungsian itu tidak ditemukan adanya penyakit gangguan kulit dan kurang gizi.

Saat Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendatangi posko GBKP Simpang Enam Kabanjahe, pengungsi sedang menyantap makan siang dengan lauk potongan kecil ikan asin dan sambal.

Pengungsi asal Desa Sigarang-garang, Kabupaten Karo, Elvina mengatakan meski mereka memperoleh makan tiga kali sehari, namun gizi yang mereka butuhkan tidak cukup.

"Memang makan tiga kali sehari, tetapi ala kadarnya saja. Saat ini, kami juga sedang memikirkan cara untuk mencari uang sekolah anak yang SMA dan yang mau kuliah," kata Elvina.

Adapun jumlah pengungsi di Posko GBKP Simpang Enam Kabanjahe mencapai 1.519 orang yang terdiri 421 keluarga. Elvina mengatakan saat meninggalkan rumahnya dan pindah ke posko, keluarganya hanya membawa beberapa potong pakaian dan selimut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya