Diajak ke Panti Sosial, Manusia Bajaj Masih Pikir-Pikir

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan menyampaikan, pihaknya akan tetap memberikan fasilitas pendidikan kepada si anak.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 27 Sep 2016, 15:47 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 15:47 WIB
Riwahyudin (54) dan putranya Muhammad Irwan atau Amat yang tinggal di bajaj
Riwahyudin (54) dan putranya Muhammad Irwan atau Amat yang tinggal di bajaj (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Sosial DKI Jakarta menyarankan agar Riwahyudin (54) dan putranya Muhammad Irwan alias Amat (11) yang sudah sekitar 11 tahun tinggal di bajaj bersedia hidup di panti sosial dan menerima sejumlah fasilitas. Namun, pria yang kini dikenal sebagai manusia bajaj itu mengaku masih pikir-pikir.

Riwahyudin mengatakan, situasi yang serba mendadak itu membuatnya belum bisa memutuskan ajakan tersebut.

"Terima kasih. Saya juga kaget entah gimana. Saya ya karena mendadak jadi bingung juga. Sementara saya pikirin dulu. Apa yang diberikan kepala dinas terima kasih tapi masih dalam pertimbangan. Saya belum bisa menentukan," tutur Riwahyudin di Kantor Pelayanan Terpadu Dinas Sosial DKI, Jalan Gunung Sahari II, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016).

Dia mengaku sulit berpisah dengan si anak. Sebab, dia sangat khawatir jika terlepas dari pengawasan, si anak malah terdampak lingkungan yang buruk.

"Saya tentu punya rasa tanggung jawab mengawasi langsung anak. Pada waktu itu masih kecil. Sekarang ya alhamdulillah. Pernah umur 2 tahun saya kontrakin, malah rumah ditinggal-tinggal terus. Saya kalau anak ini anak di luar, ntar kebebasan. Ada pencurian, narkoba, ngerokok. Ini pengawasan saya," jelas dia.

Meski begitu, bukan berarti Riwahyudin meragukan panti sosial milik pemerintah. Dia hanya perlu cukup waktu untuk memikirkan kembali niatan tersebut.

Selain itu, Riwahyudin juga mengaku kalau per hari ini, dia mendapatkan bantuan rumah kontrakan di bilangan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Ada seseorang yang menurut dia dari salah satu organisasi masyarakat yang tiba-tiba memberikan sumbangan tersebut.

"Sekarang sudah ngontrak. Ada orang yang ngehubungin saya. Akhirnya saya disuruh cari kontrakan. Sama-sama yang cari dapet di Tanah Tinggi gang 12, RT 01 RW 12. Sudah dibayarin hingga satu tahun," terang Riwahyudi.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan menyampaikan, pihaknya akan tetap memberikan fasilitas pendidikan kepada si anak, meski Riwahyudin tidak menerima tawaran untuk tinggal di panti sosial.

"Kami prioritaskan tumbuh kembang anak. Ya bantu KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan fasilitas-fasilitas lain. Untuk pakaian tambahan kami berikan seragam," ujar Masrokhan.

"Ke depan, kalau belum memutuskan tinggal di panti ya anaknya saja yang dapat fasilitas. Sementara kita sosialisasi. Silahkan tengok panti kami," dia menandaskan.

Riwahyudi bersama Muhammad Irwan diketahui biasa tinggal di dalam bajaj yang mangkal di kawasan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat.

Irwan yang biasa dipanggil Amat itu bersekolah di SDN 05 Gondangdia, Jalan Probolinggo, Jakarta Pusat. Meski berusia 11 tahun, Amat kini baru masuk sekolah dan duduk di kelas 1 SD.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya