Ungkapan Lengkap Megawati Usai Makan Siang Bersama Jokowi

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri makan siang bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 21 Nov 2016, 16:01 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 16:01 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri makan siang bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta. Berbagai masalah bangsa, termasuk soal pilkada, jadi bahan pembicaraan keduanya.

Megawati mengatakan dirinya secara khusus meminta izin kepada Presiden Jokowi untuk mengumpulkan pimpinan partai pendukung pemerintah. Dengan demikian, tujuan untuk menguatkan pemerintah bisa terus dilakukan.

"Saya juga meminta kepada Presiden supaya kita nanti akan ada pertemuan antara ketua umum-ketua umum seperti kemarin. Kan, sudah dilihat saya bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar, lalu mungkin beberapa hari ini saya akan bertemu beberapa juga partai yang mendukung Presiden itulah permintaan saya kepada beliau saya minta izin untuk bisa saya berkomunikasi lagi," ungkap Megawati di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/11/2016).

Berikut pernyataan lengkap Megawati terkait pembicaraan saat makan siang dengan Jokowi:

"Tadi kan bapak Presiden sudah menyampaikan dan saya tentunya juga ingin berpendapat kami juga seperti presiden katakan kami sering sekali ketemu. Beliau tentunya dengan saya ingin mendiskusikan hal-hal yang terjadi baik secara nasional maupun internasional.

Tapi saya juga minta kepada beliau, yang patut diingatkan kepada seluruh bangsa Indonesia kita ini adalah negara hukum. Jadi justru kita punya aturan. Aturan-aturan yang mengikat kepada setiap warga negara. Jadi tadi beliau mengingatkan pilkada, saya juga mengatakan bahwa ya Pilkada ini sebetulnya sudah berjalan dari sejak dulu hanya yang sekarang ini ada sebuah hal yang menurut saya justru dibuat sedemikian rupa membesarkan satu Pilkada di Jakarta yang seharusnya kita sendiri harus menjaga. Dan saya berulang kali meminta pada media dan pers bahwa jangan juga ikut memanas-manasi justru ikut menyejukkan.

Karena kasihan yang menderita itu rakyat lho, bukan kalian. Yang rugi rakyat yang di bawah, yang tidak mengerti apa-apa yang hanya suruh ikut.

Kalau saya perhatikan pada masa kemarin 4 November itu kelihatan sekali sebenarnya banyak mereka yang tidak mengerti yang dibawa ikut serta lalu dikatakan kalau sejak awal damai tetapi di ujungnya semua juga melihat ada mereka yang berupaya justru menjadi tidak baik.

Dan saya juga meminta kepada Presiden supaya kita nanti akan ada pertemuan antara ketua umum-ketua umum seperti kemarin kan sudah dilihat saya bertemu dengan Ketum Partai Golkar, lalu mungkin beberapa hari ini saya akan bertemu beberapa juga partai yang mendukung Presiden, itulah permintaan saya kepada beliau saya minta izin untuk bisa saya berkomunikasi lagi.

Karena kan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) sudah tidak ada lagi, dari KMP (Koalisi Merah Putih) juga sudah 2 partai yang masuk dalam pemerintahan. Dalam hal seperti ini memang seperti kemarin saya bertemu dengan Pak Setya Novanto, saya meminta yang lebih dulu dan tentunya Pak Novanto sebagai Partai Golkar yang masuk belakangan ini juga harus bisa memperkuat yang namanya jalannya pemerintahan.

Begitu juga nanti tentunya dengan PAN, PPP, PKB, yang dewasa ini kalau kita mengetahui mereka mengikuti Pilkada dengan pencalonan berbeda. Padahal beberapa waktu lalu saya sudah mengatakan, sebaiknya kalau sudah bersatu dalam sebuah penguatan di pemerintahan ya seharusnya juga di dalam Pilkada yang ada kita bisa bersama-sama. Tapi adalah hak partai untuk menentukan seperti itu."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya