Kiai Cirebon: Jika Pejabat Salah Rangkullah Bukan Demo

Ia menambahkan, jangan pula menjadi orang yang ikut angkat bicara, tapi tak mengerti akan kasusnya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 12 Des 2016, 13:15 WIB
Diterbitkan 12 Des 2016, 13:15 WIB
Ahok
Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menghadiri Maulid Nabi di Jalan Talang Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/12/2016). (Putu Merta Surya Putra/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Buntet Cirebon Kiai Haji Adib Rafluddin Izza, memberikan tausyiah pada peringatan Maulid Nabi di Jalan Talang Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam acara itu, hadir pasangan cagub dan cawagub nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Haji Adib Rafluddin menyampaikan, jika ada seorang pejabat atau penguasa yang amanah dengan masyarakat, kemudian sekali berbuat salah, seharusnya dirangkul.

"Ada salah seorang penguasa, jabatan, amanah masyarakat. Apakah kalau pejabat ini salah, kita harus berontak? Ini pertanyaan. Apabila penguasa punya kesalahan, jangan bicara terang-terangan, jangan bicara di depan anak buahnya. Rangkullah penguasa itu. Nasehati berdua. Jadi bukan demo," ucap Kyai Haji Adib di lokasi, Senin (12/12/2016).

Ia menambahkan, jangan pula menjadi orang yang ikut angkat bicara, tapi tak mengerti akan kasusnya (Ahok). "Makanya ada fenomena orang bloon ngaku pintar. Ada beberapa orang tanya saya apa solusinya. Gampang suruh pesantren lagi," tegas Kiai Haji Adib.

Diketahui beberapa bulan belakangan, banyak gerakan yang mengatasnamakan agama Islam. Hal ini dipicu pernyataan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang dipandang menistakan agama.

Hal ini memicu gerakan masyarakat di Ibu kota seperti aksi pada 4 November 2016 dan berlanjut pada 2 Desember 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya