Ketika Kapolri Sindir Pasukan Nasi Bungkus Saat Demonstrasi

Kapolri mengakui adanya orang-orang bayaran yang bersedia meramaikan demo.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Jan 2017, 16:45 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 16:45 WIB
Kapolri Tito Karnavian
Kapolri Tito Karnavian

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia sejak awal tahun terus "dihantui" demonstrasi dari sejumlah masyarakat. Dari demo berskala kecil, hingga demo dengan massa yang tumpah ruah menutupi jalanan harus siap dihadapi polisi.

Hal ini rupanya menarik perhatian Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Dia mengatakan, telah meminta DPR untuk menyediakan panggung aspirasi.

"Saya sudah minta ke DPR, daripada demonya ganggu jalanan, buatlah panggung demokrasi," ucap Tito saat menjadi pembicara di Senen, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2017).

Hal ini, menurut Tito, sangat dibutuhkan untuk menghindari aksi yang mengganggu masyarakat, khususnya para pengguna jalan.

"Jadi kalau mau demo di sanalah," kata Tito.

Tito mengungkapkan, ada hal lucu yang terjadi pada sejumlah demonstrasi. Hal ini menyangkut fenomena pasukan nasi bungkus (Panasbung). 

Tidak bisa disangkal, ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu, pada demonstrasi tertentu ada peserta aksi yang merupakan orang bayaran yang tergabung dalam Panasbung.

Panasbung merupakan istilah yang keluar pertama kali melalui sebuah forum di dunia maya. Hal itu, untuk menyebut sebuah kelompok yang kerap membela individu atau kelompok lain demi mendapatkan bayaran atau sekadar nasi bungkus.

"Kalau demo ada yang menarik, pasti datang. Tapi kalau demonya (pasukan) nasi bungkus. Ya dia lagi, dia lagi. Nanti kalau sudah selesai, (ditanya) bagaimana honornya," cerita Tito sambil tertawa tepingkal-pingkal.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya