Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon, menganggap wacana pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sebagai wacana yang belum matang. Pemindahan, kata dia, juga membutuhkan biaya besar.
"Saya melihat wacana ini masih belum matang. Masih mentahlah jadi sebaiknya dipikirkan ulang, bukan prioritas. Pemindahan ibu kota bukan gagasan yang buruk tapi membutuhkan biaya yang besar, rencana yang matang," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 5 Juli 2017.
"Tempat juga harus dibicarakan secara serius karena ini bukan sekadar omongan. Jadi sebaiknya pemerintah merencanakan ini dulu dengan matang," imbuh dia.
Advertisement
Fadli juga menilai wacana tersebut tidak bisa disiapkan dan direalisasikan hanya dalam waktu satu atau dua tahun. Bahkan Fadli menyebut wacana tersebut tidak masuk akal.
"Enggak bisa satu atau dua tahun. Kemudian juga prioritas. Apakah ini sekda (sekretaris daerah) jadi prioritas sekarang ini di tengah kita untuk mendapatkan anggaran dana aja sulit, pencapaian pendapatan negara aja sulit. Apakah ini masuk akal? Menurut saya sih enggak masuk akal untuk saat ini, kecuali kita ada kelebihan anggaran dana yang memang dipersiapkan," kata Fadli.
Menurut dia, pemilihan tempat (pemindahan Ibu Kota) juga menjadi faktor penting yang harus dipikirkan matang sehingga tidak hanya menjadi wacana yang pepesan kosong semata.
"Tempat juga penting, di mana, itu harus sudah menjadi satu konsensus di mana tempatnya. Jadi jangan ngomong gitu aja, bikin wacana yang menurut saya tidak produktif, enggak ada gunanya kemudian orang membicarakan ini, bicara pepesan kosong dan juga nanti enggak akan kejadian," tandas dia.
Terkait rencana Bappenas yang ingin merealisasikan rencana pemindahan tersebut tahun depan, Fadli menilai seharusnya hal tersebut dibicarakan setelah kajiannya benar-benar rampung.
"Ya nanti aja kalau kajiannya (pemindahan ibu kota) sudah rampung. Ngapain baru mau mengkaji kemudian udah diomong-omongin. Kaji dulu yang bener. Nanti tahun depan kajiannya sudah rampung baru kita diskusikan di mana tempat, anggaran yang dibutuhkan berapa," beber Fadli.