Sindiran Pedas Kapolri ke Samsat: Antara Mercy dan Sandal Jepit

Saat ini Korlantas tengah fokus mengembangkan speeding camera yang bisa digunakan untuk mengukur kecepatan.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 10 Nov 2017, 09:47 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2017, 09:47 WIB
Kapolri Resmi Lantik Lima Kapolda Baru
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memimpin upacara serah terima Jabatan lima kapolda di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/9). Selain lima Kapolda, Tito juga menaikkan pangkat 11 orang pejabat tinggi Polri lainnya. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Tito Karanavian memuji langkah Kakorlantas Irjen Royke Lumowa yang mulai menerapkan sistem online di Samsat. Menurut Tito, dengan sistem online, diharapkan sekaligus bisa memperbaiki citra di mata masyarakat soal Samsat kepolisian. Tentunya yang utama untuk mempermudah masyarakat, seperti saat membayar pajak kendaraan.

"Ini sejalan dengan yang Pak Presiden inginkan. Bahwa layanan publik betul-betul menyentuh ke bawah. Sekarang zamannya IT dan saya mendorong jajaran kepolisian terus berinovasi, " kata Jenderal Tito saat menghadiri lokakarya "Modernisasi Polantas Sebagai Implementasi Tahun Keselamatan untuk Kemanusiaan" di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (9/11/2017).

Di samping itu, kata Tito, dengan sistem online pelayanan di Samsat juga otomatis membuat kesetaraan pelayanan terhadap masyarakat. Setiap masyarakat memiliki hak yang sama dalam pelayanan.

"Masuk naik Mercy dilayani cepat, pakai sendal jepit mengantre berjam-jam. Jadi kadang dianggap masyarakat masuk Samsat seperti sarang macan seperti serba susah. Kita perlu waktu untuk memperbaiki," ujar dia.

Samsat Online Baru di Jawa dan Bali

Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa mengatakan, Samsat Online se-Jawa dan Bali resmi dibuka. Nantinya Samsat Online juga dibuka di beberapa pulau lagi.

"Ada Samsat Online se-Jawa-Bali, bertahap ya seperti itu. Kemudian Intan atau Intelegence Traffic Analisis itu payung besarnya di bawah ada yang bernama contact center," kata Irjen Royke.

Dia menambahkan, untuk contact center itu berfungsi agar Polantas bisa berhubungan langsung dengan masyarakat tanpa adanya perantara.

Masyarakat bisa memberi info atau meminta informasi seputar peristiwa lalu lintas atau yang terkait dengan pengurusan pajak dan perizinan kendaraan bermotor.

"Apa saja keluhan masyarakat secara cepat bisa diakses dengan aplikasi ini. Dan secara cepat juga kami eksekusi, unit lapangan kami datangi," tutur dia.

 

Kembangkan Speed Camera

Royke melanjutkan, pihaknya juga berinovasi dalam memantau pelanggaran yang sering kali terjadi di jalan. Saat ini, pihaknya tengah fokus mengembangkan speeding camera yang bisa digunakan untuk mengukur kecepatan.

"Kamera kan konsisten, 24 jam bisa terus memantau. Kalau polisi dia enggak kuat 24 jam dan tidak konsisten, kalau alat konsisten," ujar dia.

Namun dia mengaku, jika speeding camera ini nantinya juga berfungsi merekam pelanggar bahu jalan, marka, lampu merah, dan kelebihan muatan serta helm.

Saat ini, speeding camera hanya baru berada di Jabodetabek 73 camera, Solo 20, Sumatera Utara 20 dan Sulawesi Selatan 20. Untuk awal, speeding camera ini baru hanya dipasang di ruas jalan tol saja.

"Tol Jagorawi, Cikampek, tol di Jawa Timur lainnya, bahkan ada Sulawesi Selatan," kata Royke.

Lokakarya "Modernisasi Polantas Sebagai Implementasi Tahun Keselamatan untuk Kemanusiaan" ini dihadiri 1.500 personel Dirlantas, Kasubdit Kamsel, dan Kasatlantas seluruh Indonesia.

Acara yang digelar 8-10 November 2017 ini juga turut menghadirkan sejumlah pakar transportasi. "Kami bagi beberapa komisi kelompok, isu penting tentang transportasi, dan kelalulintasan, " Royke memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya