Idrus Marham: Tak Ada Munaslub Sebelum Vonis Praperadilan Setnov

Menurut Idrus, 34 DPP telah setuju untuk menunggu proses praperadilan sebelum membahas Munaslub Partai Golkar.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 06 Des 2017, 10:26 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 10:26 WIB
Tentukan Nasib Setya Novanto, Golkar Tunggu Praperadilan
Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham sebelum memberikan keterangan pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/12). Dalam keterangan itu Partai Golkar menanggapi isu mengenai pergantian panglima TNI. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menegaskan, tidak akan ada rapat pleno DPP Golkar untuk membahas Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub Golkar. Pembahasan tentang itu baru dibuka setelah adanya vonis praperadilan yang diajukan Setya Novanto.

"Posisi Bung Setnov akan dibahas setelah putusan praperadilan," tegas Idrus usai membuka Workshop Nasional Partai Golkar Gelombang II di Merlynn Park Hotel, Jakarta Pusat, Selasa 5 Desember 2017.

Gelaran Munaslub, lanjut dia, telah disepakati oleh rapat pleno DPP Golkar tanggal 21 November 2017. Menurut Idrus, 34 DPP telah setuju untuk menunggu proses praperadilan sebelum membahas Munaslub Golkar.

"Jadi saya Plt Ketum (harus) menjaga keputusan dan konsisten pada putusan itu," jelas Idrus.

Sebelumnya, Airlangga Hartato, kader Partai Golkar yang disebut-sebut calon terkuat pengganti Setya Novanto mengisyaratkan digelarnya Munaslub Golkar. Hal itu tercetus setelah adanya dukungan dari 31 DPD I Golkar untuk menggelar Munaslub.

"Jadi, sesuai AD/RT Partai Golkar, sudah ada 31 dari 34 DPD tingkat I yang menyampaikan aspirasinya untuk Munas Luar Biasa," ujar Airlangga di Jalan Rajasa I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 30 November 2017.

Banyak Calon Ketum

Sebelumnya, Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mengatakan tak ingin ada kesan "putra mahkota" di Partai Golkar dalam pemilihan ketua umum pengganti Setya Novanto. Hal ini terkait sosok Airlangga Hartarto yang disebut-sebut sebagai calon kuat ketua umum dan bisa terpilih secara aklamasi.

"Saya akui dia memang figur yang potensial, tetapi ia bukan satu-satunya tokoh potensial di Golkar. He is not the only one dalam Partai Golkar, masih bertebaran tokoh lain," kata Priyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa kemarin.

Menurut dia, hal itu dikhawatirkan dapat menimbulkan perusakan demokrasi di dalam internal partai berlogo pohon beringin itu. Karena itu, dia menginginkan adanya kandidat lebih dari satu.

Priyo juga menyebut tiga nama lain, yaitu Titiek Soeharto, Idrus Marham, dan Aziz Syamsuddin yang dapat dicalonkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

"Saya mengusulkan bukalah seluas-luasnya, yang saya hitung, waktu tidak ada tiga atau lima figur lain akan muncul," ucap Priyo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya