Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mengatakan tak ingin ada kesan "putra mahkota" di Partai Golkar dalam pemilihan ketua umum pengganti Setya Novanto. Hal ini terkait sosok Airlangga Hartarto yang disebut-sebut sebagai calon kuat ketua umum dan bisa terpilih secara aklamasi.
"Saya akui dia memang figur yang potensial, tetapi ia bukan satu-satunya tokoh potensial di Golkar. He is not the only one dalam Partai Golkar, masih bertebaran tokoh lain," kata Priyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).
Baca Juga
Menurut dia, hal itu dikhawatirkan dapat menimbulkan perusakan demokrasi di dalam internal partai berlogo pohon beringin itu. Karena itu, dia menginginkan adanya kandidat lebih dari satu.
Advertisement
Priyo juga menyebut tiga nama lain, yaitu Titiek Soeharto, Idrus Marham, dan Aziz Syamsuddin yang dapat dicalonkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
"Saya mengusulkan bukalah seluas-luasnya, yang saya hitung, waktu tidak ada tiga atau lima figur lain akan muncul," ucap Priyo.
Sementara itu, politikus senior Golkar Ridwan Bae mengungkapkan bahwa Golkar masih menanti jawaban dari 3 DPD untuk Munaslub.
"Tiga DPD ini bukan tidak bisa, (atau) tidak mau, tapi hanya (punya) kesibukan masing-masing seperti Papua Barat. Papua Barat itu lagi meninggal orangtuanya. Kemudian Sulsel itu masih sibuk. NTT sudah buat pernyataan kemarin, jadi tidak ada lagi yang menolak," papar Ridwan dalam konferensi pers di Gedung DPR.
Ridwan berharap, 34 DPD Golkar akan membulatkan suara dan tidak terpecah menjadi blok-blok. Ia yakin penyelenggaraan Munaslub akan membawa perbaikan bagi partai belambang pohon beringin itu.
Aklamasi Airlangga
Sementara itu, Ridwan Bae tidak mengingkari kemungkinan terjadinya aklamasi bagi Airlangga. "Aklamasi bukan sesuatu yang tertutup dan bukan sesuai yang dilarang. Aklamasi juga salah satu wujud untuk melahirkan suatu kekompakan yang baik," tutur Ridwan.
Namun, aklamasi juga bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan pengorbanan bagi semua fraksi.
Berkaitan dengan waktu yang singkat untuk segera menentukan pengisi kursi tertinggi Golkar, Ridwan menyatakan aklamasi adalah opsi utama yang akan dipilih
"Jadi kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk aklamasi. Waktu kita ini kan cuma berapa bulan aja tinggal kurang lebih dua tahun efektif," imbuh Ridwan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement