Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru saja menyelesaikan kunjungannya di Afghanistan. Jokowi hanya berada di sana selama 6 jam. Kunjungan Jokowi ke Afghanistan adalah rangkaian dari lawatannya ke lima negara.
Di Afghanistan, Jokowi langsung disambut oleh Presiden Ashraf Ghani. Setibanya di Kabul, Afghanistan, Presiden Jokowi beserta rombongan melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Presiden Arg.
Baca Juga
Selanjutnya, Jokowi mengikuti serangkaian kegiatan kenegaraan, yaitu Tete-a-Tete, pertemuan bilateral dan memberikan pernyataan pers bersama.
Advertisement
Presiden juga bertemu High Peace Council (HPC) Afghanistan di Istana Haram Sarai (Wisma Negara). Setelah itu, Presiden mengikuti jamuan santap siang bersama di Istana Presiden Arg.
Sore harinya, Presiden Jokowi mengunjungi Istana Darul Aman yang juga menjadi agenda penutup kunjungan Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana ke Afghanistan.
Dari Bandara Internasional Hamid Karzai, Afghanistan, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan akan kembali ke Tanah Air.
Namun, dari serangkaian agenda yang diikuti Jokowi, ada beberapa fakta tak biasa dalam kunjungan kenegaraan. Apa saja?
1. Kota Kabul yang dikunjungi Jokowi baru diserang teror
Jokowi mengatakan, beberapa hari lalu, Kabul diguncang bom mobil menggunakan ambulans, yang menewaskan lebih dari seratus orang. Lalu pagi ini terdengar kabar serangkaian ledakan juga terjadi di Kabul, tak jauh dari sebuah akademi militer.
Namun, mantan Wali Kota Solo itu nekat mengunjungi negara itu.
Menurut Jokowi, umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang, dan terorisme. Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim.
"Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim," kata Jokowi.
Ancaman radikalisme dan terorisme, kata Jokowi, terjadi di mana-mana. Tidak ada satu pun negara yang kebal darinya. Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan, dan sekarang di Afghanistan.
"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara," tandas Jokowi.
Advertisement
2. Disambut hujan salju dan suhu 1 derajat celsius
Jokowi hanya berada di sana selama 6 jam. Tapi, Jokowi merasakan sambutan yang begitu hangat dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
"Kami melangkah beriringan mengikuti upacara kenegaraan dalam suhu udara hampir di titik beku 1 derajat celcius dan guyuran hujan salju," tulis Jokowi dalam akun Facebooknya, Selasa 30 Januari 2018.
3. Pakai kendaraan lapis baja
Pihak Istana memastikan keamanan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tetap terjamin selama kunjungan kerja di Afghanistan. Menurutnya, pemerintah Afghanistan sudah memberikan pengamanan ekstra kepada Jokowi selama berada di negara tersebut.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung pun membeberkan bagaimana pengamanan Jokowi yang baru saja sampai di Afghanistan. Menurut Pramono, sepanjang jalan dari bandara ke Istana Presiden Afghanistan, Jokowi menumpang kendaraan berlapis baja dengan dikawal 2 helikopter yang terbang di atas mobil Presiden.
"Sepanjang jalan dr Airport ke Istana Presiden Afganistan melalui jalan2 berbeton, kendaraan lapis baja dan 2 heli terbang diatas mobil Presiden," tulis Pramono dalam akun twitternya, Senin (29/1/2018).
Di sana, kata Pramono, Jokowi harus melewati jalan berbeton dan disambut salju yang turun.
Advertisement
4. Jokowi tak takut teror
Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Presiden Jokowi tidak khawatir dengan ancaman teror yang belakangan terjadi di negara tersebut. Oleh sebab itu, Jokowi tetap melakukan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan.
"Pak Presiden bersikeras ingin ke sana ya," ucap dia.
5. Presiden RI Pertama setelah Sukarno yang ke Afghanistan
Jokowi mengatakan, kunjungannya ini adalah sejarah. Sebab, dia adalah Presiden kedua RI yang datang ke Afghanistan setelah Sukarno.
"Terakhir kalinya Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan adalah kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno pada tahun 1961," kata dia.
Jokowi pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Ashraf Ghani yang telah menyambutnya dengan hangat.
"Semoga Allah SWT menganugerahkan kedamaian di negeri ini," ujar Jokowi.
Advertisement
6. Selimut jadi syal
Ada sekelumit cerita lucu saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Afghanistan. Bukan karena lelucon yang kerap dilontarkan Jokowi, tapi perilaku jajaran para menteri dan staf kepresidenan yang aneh bin ajaib.
Misalnya saja, perilaku Komandan Staf Khusus Presiden Teten Masduki yang lupa membawa baju hangat. Padahal, cuaca di Afghanistan sangat dingin hingga turun salju. Untuk menghalau rasa dingin, dia pun memakai selimut pesawat saat kunjungan kenegaraan.
Lucunya, selimut pesawat berwarna merah itu dia kalungkan di lehernya. Hasilnya, para jajaran kepresidenan Afghanistan mengira dia adalah ulama dari Indonesia.
Cerita ini disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam akun Twitter-nya @pramonoanung yang dia unggah beberapa jam lalu.
"Cerita lucu dan berkesan kunjungan ke Afganistan, Pak Teten karena tegang, lupa membawa baju untuk udara dingin, dan memakai selimut pesawat untuk menahan rasa dingin dan dipikir ulama dr Indonesia," tulis Pramono.
7. Jadi imam salat Presiden Ashraf
Melalui video yang dirilis oleh Biro Pers Sekretariat Kepresidenan RI, terlihat kedua pemimpin tersebut memasuki sebuah masjid dengan dipayungi pengawal.
Setelah keduanya berada di dalam masjid, Presiden Jokowi terlihat melepaskan peci yang dikenakannya, lalu digantinya dengan songkok khas Afghanistan. Peci putih itu telah dibalut dengan kain berwarna abu-abu dan hitam, sehingga tampak seperti sorban yang dililitkan di kepala.
Saat itu, Presiden Ashraf Ghani-lah yang memberikan dan memakaikan tutup kepala tersebut secara langsung kepada Jokowi.
Tak lama setelahnya, Ashraf juga memakaikan sebuah mantel tenun berwarna cokelat kepada orang nomor satu di Indonesia itu. Bahkan, Ashraf tak segan untuk merapikannya.
Namun, bukan berarti Jokowi tak memberikan apa pun kepada Ashraf. Ia memberikan sebuah kopiah berwarna hitam, seperti yang dikenakannya, untuk Ashraf.
Setelahnya, dalam rekaman tersebut terlihat Jokowi menjadi imam dalam sebuah salat dan Ashraf menjadi makmumnya, tepat satu shaf di belakang Jokowi. Seluruh rombongan kedua pemimpin negara itu pun menjadi makmum Jokowi.
Usai salat, Jokowi tak segan untuk menyapa semua jemaahnya dan menyalaminya satu per satu. Ia juga menyalami dan mengobrol sejenak dengan tujuh anak kecil yang ikut serta dalam salat.
Advertisement
8. Dapat penghargaan tertinggi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat Khazi Amanullah Khan Medal dari Presiden Ashraf Ghani dalam kunjungannya ke Afghanistan. Itu adalah medali penghargaan tertinggi atas keberaniannya dalam upaya perdamaian dunia, termasuk di Afghanistan.
"Presiden Afganistan memberikan medali tertinggi kepada Presiden Jokowi, yaitu penghargaan medali tertinggi untuk keberanian atas upaya perdamaian dunia, termasuk di Afganistan," tulis Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam akun Twitternya, Selasa (30/1/2018).
Selain itu, dalam pertemuannya dengan Presiden Ashraf, Jokowi juga membahas soal pembangunan Kompleks Indonesia Islamic Center di Kabul. Sementara saat ini masjidnya sudah dipakai sejak 2015.
9. Tukar tutup kepala
Ada peristiwa di luar kebiasaan kunjungan kepala negara. Di sana, Jokowi dan Ashraf Ghani saling menukar penutup kepala.
"Saya mengenakan longi, topi khas Afghanistan yang ujungnya panjang menjuntai, dan Presiden Ashraf Ghani memakai peci hitam dari saya," tulis Jokowi.
Advertisement
10. Tak pakai rompi antipeluru
Presiden Joko Widodo memilih tidak mengenakan rompi anti peluru saat lawatan kenegaraan ke Afghanistan pada Senin, 29 Januari 2018. Padahal, pemerintah Afghanistan sudah menyiapkan rompi anti peluru.
"Itu tadinya disiapkan pengamanan-pengamanan itu. Pas kunjungan itu dia (Presiden) enggak pakai," tutur juru bicara Presiden, Johan Budi, di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Jokowi, sambung Johan, ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa tidak perlu takut terhadap teror dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Ia lantas mengingatkan publik ketika Jokowi meninjau lokasi pengeboman di Thamrin tahun lalu.
"Sebenarnya dilarang juga oleh pembantunya (para menteri) untuk hadir, tapi Pak Presiden ingin selalu dekat dengan rakyatnya, ingin menunjukkan bahwa kita tidak boleh takut oleh teror, demikian juga di Afghanistan," terang Johan.
11. Paspampres ketar-ketir
Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengungkapkan, seluruh pembantu Presiden dan Paspampres sempat dibuat khawatir ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan untuk tetap melanjutkan kunjungan kerja ke Afghanistan.
Sebab, beberapa hari sebelum Jokowi tiba di Afghanistan, Kota Kabul sempat dilanda ledakan bom yang mengakibatkan puluhan korban tewas. Kendati demikian, Jokowi menegaskan tetap akan berkunjung ke negara itu.
"Anda bisa membayangkan bagaimana suasana psikologis pembantu Presiden. Ini kan keamanan, penting sekali buat kepala negara, tentu kekhawatiran itu ada. Terutama Paspampres pasti kerja ekstra keras," kata Johan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Tak heran anggota rombongan pun merasa bersyukur ketika kunjungan itu sukses tanpa ada gangguan keamanan. Bahkan, usai kunjungan kerja di Afghanistan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono langsung sujud syukur di dalam pesawat kepresidan.
Advertisement
12. Danpaspampres dan Menlu sujud syukur
Kunjungan Jokowi ke Afghanistan akhirnya usai. Semua berjalan lancar tanpa ada gangguan apa pun.
Ketika rombongan sampai di pesawat kepresidenan, Komandan Paspamres Mayjen TNI (Mar) Suhartono dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi langsung sujud syukur.
"Bu Menlu dan Danpaspamres sujud syukur setelah memasuki pesawat menuju Jakarta," tulis Sekertaris Kabinet, Pramono Anung dalam akun Twitter-nya, Selasa (30/1/2018).