Kisah Fiksi Indonesia Bubar 2030

Novel berjudul Ghost Fleet karya Peter W Singer dan August Cole menjadi referensi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto meramal masa depan Indonesia.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 24 Mar 2018, 09:06 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2018, 09:06 WIB
banner grafis Prabowo Subianto
banner grafis Prabowo Subianto (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpidato seputar ancaman Indonesia bubar pada 2030. Dalam pidato itu, dia juga menyinggung kekayaan Indonesia yang malah dibawa dan dimanfaatkan ke luar negeri.

"Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian. Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang, semakin culas, semakin maling. Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi," ucap Prabowo dalam video yang diunggah ke media sosial, 19 Maret 2018.

Pidato politik Prabowo Subianto itu ternyata menjadikan novel berjudul Ghost Fleet sebagai referensi. Sebuah karya fiksi karya Peter W Singer dan August Cole yang membahas masa depan dunia.

Di antaranya, potensi pecahnya Perang Dunia III serta persaingan ekonomi 3 negara besar yakni Amerika Serikat, Rusia, dan China.

Selengkapnya seputar pidato Prabowo Subianto itu dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:

Infografis Prabowo Subianto, Ghost Fleet.
Infografis Prabowo Subianto, Ghost Fleet.

Bukan Pertama Kali Diucapkan

Begini Gaya Prabowo Subianto Saat Pidato
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat membawakan pidato politiknya di acara pelantikan pengurus pusat Partai Gerindra di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Rabu (8/4/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Ucapan Prabowo terkait Indonesia Bubar pada 2030 ternyata bukan yang pertama kali. Sebelumnya, pernyataan serupa disampaikan saat bedah buku bertajuk "Nasionalisme, Sosialisme, dan Pragmatisme. Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo" di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), 18 September 2017.

Waktu itu, Prabowo banyak berbicara seputar geopolitik dan ekonomi Indonesia. Dia juga menyinggung kehidupan petani, impor garam, sulitnya warga Jakarta memperoleh air minum, sampai masalah kurang gizi di Nusa Tenggara Timur.

Dalam pertengahan pidatonya, Prabowo mengeluarkan tiga buku yang dihibahkan ke FEB UI. Buku pertama berjudul Destined for War: Can America and China Escape Thucydides's Trap? karya Graham Allison. Lalu buku kedua yakni War by Other Means: Geoeconomics and Statecraft karya Ambassador Robert D Blackwill, dan terakhir adalah Ghost Fleet.

Gerindra Membenarkan

Fadli Zon
Perlu Pengawasan Mendalam Terhadap Otsus Papua

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon membenarkan adanya video pidato Prabowo tersebut. Menurut dia, pernyataan Prabowo merupakan peringatan karena pemerintahan sekarang belum mengelola negara dengan baik.

"Jadi begini, ini namanya warning ya. Tentu kita ingin Indonesia lebih tahun dari 1.000 tahun, sampai kiamat kalo perlu. Tetapi kalau cara memimpin Indonesia seperti sekarang ya bisa kacau," ujar Fadli di DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, 20 Maret 2018.

Wakil Ketua DPR ini mencontohkan negara Uni Soviet yang tidak bertahan lama. Indonesia saat ini juga tersandera dalam lilitan utang negara yang tinggi.

"Kita lihat pengalaman Uni Soviet negara yang sangat kuat saja bertahan hanya 70 tahun. Padahal dia punya partai yang sangat kuat dia punya Red Army yang sangat kuat. Saya kira yang saat ini udah banyak salah jalan. Seperti masuk jerat utang," kata Fadli.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya