Liputan6.com, Jakarta - Saat gempa 6,4 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu pagi, 29 Juli 2018, diperkirakan ada sekitar ribuan pendaki yang terjebak di puncak Gunung Rinjani.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, relawan bersama Tim Basarnas segera dikerahkan untuk mengevakuasi para korban.
Baca Juga
Video detik-detik terjadinya gempa saat di atas Gunung Rinjani sempat direkam oleh salah satu pendaki yang berhasil turun dari puncak gunung.
Advertisement
Terlihat jelas suasana mencekam dan kepanikan para pendaki yang bergegas menuruni gunung setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut itu. Berkali-kali terdengar suara takbir diserukan oleh para pendaki sambil menuruni jalur pendakian yang cukup terjal dan berbatu.
Tampak pula hujan abu dan material bebatuan jatuh dari puncak Rinjani. Bahkan, akibat getaran gempa yang cukup dahsyat, jalur pendakian ikut terbelah.
Berikut sejumlah aksi dramatis yang dilakukan para Tim SAR gabungan untuk menyelamatkan para pendaki dari puncak Gunung Rinjani:
1. Evakuasi Pendaki Tewas Akibat Korban Gempa
Dari ratusan pendaki yang berhasil dievakuasi, tercatat ada satu orang pendaki yang tewas saat gempa 6,4 SR mengguncang Gunung Rinjani. Dia adalah Muhammad Ainul Taksim (25) asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Ainul dikabarkan meninggal dunia saat berupaya menyelamatkan diri. Dia tewas setelah tertimpa material longsor di kepala. Ainul Taksim adalah salah satu dari tujuh pendaki yang terjebak di Sagara Anak, puncak Rinjani.
Usai mendengar kabar masih ada pendaki yang terjebak, Senin malam, 30 Juli 2018, sebanyak 28 tim evakuasi gabungan diterjunkan.
Saat ditemukan, keenam pendaki dalam kondisi sehat. Sementara posisi jenazah Ainul Taksim berada di Jembatan 1 dari Danau Segara Anak KM 10.
Butuh usaha keras untuk mengevakuasi jenazah Alumnus Akademi Keperawatan (Akper) Makassar tahun 2014 itu. Dengan menggunakan sebilah bambu, pada pukul 07.48 Wita, jasad Ainul yang sudah dikemas mulai digotong secara bergantian menuruni jalur pendakian yang cukup terjal dan curam menuju Pelawangan.
Sesampai di Pelawangan, pukul 10.44 Wita, tim menyiapkan helipad untuk membawa turun jenazah dari Gunung Rinjani dengan helikopter.
Advertisement
2. Pendaki Syok dan Cedera
Sementara itu, proses evakuasi keenam pendaki lainnya yang selamat ditempuh dengan dua cara, yaitu lewat jalur udara dan darat.
Keenam orang ini terdiri dari tiga orang pegawai Pusdiklat Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), dua orang porter, dan satu guide.
Sebelumnya mereka terjebak di Sagara Anak lantaran longsoran tanah masih terus terjadi pascagempa mengguncang Lombok, Minggu, 29 Juli kemarin.
Untuk mengevakuasi tiga pegawai LKPP, Tim SAR menggunakan helikopter. Sementara lainnya dievakuasi lewat jalur darat. Meski dalam kondisi sehat, tiga pegawai LKPP masih terguncang hebat usai gempa Lombok. Salah satunya bahkan mengalami cedera di kaki.
"Satu orang cedera pada kakinya. Tadi harus dipapah," ujar anggota Pusat Penerangan TNI AD, Letnan Kuncoro, kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Helikopter tiba dengan selamat di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, pada pukul 09.30 Wita.
3. Evakuasi Jalur Darat Cukup Ekstrem
Evakuasi yang dilakukan Tim SAR untuk membawa tiga pendaki lainnya dari puncak Rinjani terbilang cukup esktrem.
Getaran gempa Lombok yang cukup kuat membuat longsoran masih kerap terjadi hingga menutupi jalur evakuasi.
Namun dalam perjalanannya, tim evakuasi kembali menemukan tujuh warga lokal di Gua Susu atau Aik Kalaq. Mereka ditemukan pukul 09.07 Wita. Semua dalam kondisi sehat dan selamat. Kesepuluh orang tersebut diarahkan menuju Pelawangan.
"Mereka dievakuasi melalui jalur darat. Porter dan guide, kan, sudah sering turun naik gunung. Mereka juga dalam kondisi sehat, sehingga turun bersama tim evakuasi melalui darat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, ketika dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement