Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi dan tsunami pada Jumat 28 September 2018 kemarin masih menyisakan trauma mendalam bagi warga Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Apalagi gempa susulan terus terjadi di wilayah tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, gempa bumi di wilayah Sulawesi Tengah terjadi hingga 209 kali per Minggu (30/9/2018) pukul 12.00 WIB. Ratusan lindu tersebut memiliki tingkat guncangan yang beragam.
"Sampai pukul 12.00 WIB, tercatat 209 gempa bumi, di mana lima gempa bumi dirasakan. Gempa susulan masih terus terjadi ini menambah kepanikan bagi masyarakat," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta.
Advertisement
Sutopo juga mengungkapkan sejumlah perkembangan situasi di Kota Palu usai gempa dan tsunami. Warga yang semula mengevakuasi diri ke dataran tinggi berangsur turun dan bergabung di tenda-tenda pengungsian.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Krisis Air Bersih
Hingga saat ini warga masih kesulitan mendapatkan air bersih. Apalagi jaringan pipa air bersih rusak akbiat diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,4.
"PLN, PDAM, dan SPBU masih belum bisa diakses. Air bersih di sana menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini," katanya.
Sementara jalur transportasi darat yang sempat terputus akibat gempa dan tsunami kini sudah mulai bisa diakses. Ada dua jalur utama yang sudah bisa dilalui kendaraan, yakni Palu-Mamuju dan Palu-Poso.
"Hari ini kita mendapat laporan bahwa akses jalan sudah bisa ditembus sehingga pengiriman bantuan personel, logistik, dan sebagainya bisa menggunakan jalur darat Palu-Poso dan Palu-Mamuju," ucap Sutopo.
Advertisement