Liputan6.com, Jakarta - Tetangga korban pembunuhan sekeluarga di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, merasa janggal dengan tingkah anjing yang biasa ada di sekitaran tempat kejadian perkara (TKP). Hewan peliharaan korban itu disebut-sebut tidak menyalak atau berisik saat peristiwa itu terjadi.
Hal itu disampaikan Eni, warga yang tinggal persis di depan warung yang kini digaris polisi.
Baca Juga
"Ada anjingnya, tapi kok enggak gonggong. Padahal, kalau sama orang baru itu pasti gonggong," tutur Eni di depan kediamannya saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (14/11/2018).
Advertisement
Menurut Eni, kebiasaan anjingnya itu memang sudah dikenal warga. Bahkan sesekali tetap menyalak meski dengan orang yang biasa ditemuinya.
"Almarhum juga dikenal sama semua warga. Walaupun Kristen, tapi tetap datang kalau ada orang Islam meninggal," jelas Eni.
Hal itu juga disampaikan tetangga lainnya. Meski kecil, anjing tersebut tidak segan bertingkah galak.
"Ya begitu anjingnya. Malam berdua sama cucu di rumah enggak dengar berisik apa-apa," kata ibu yang enggan disebut namanya.
Berdasarkan pantauan, ada tiga karangan bunga yang diletakkan di depan warung bertuliskan dari Sampoerna, Bukalapak, dan Caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Penyelidikan
Karopenmas Divhumas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan, pihaknya masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan penyelidikan untuk bisa mengungkap kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat.
"Penyelidikan masih jalan. Tapi kalau misalnya ini pencurian dan kekerasan, itu korban dan tersangka 100 persen tidak kenal. Tapi kalau pembunuhan antara korban dan tersangka di atas 60 persen itu pasti kenal," kata Dedi di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa, 13 November 2018.
Ia pun menjelaskan, jika olah TKP berjalan dengan benar dan baik, kasus ini pasti dengan cepat dapat bisa diungkap.
"Biasanya kalau ini murni pembunuhan kalau olah TKP polisinya itu mateng 75 persen kasus itu pasti terungkap. Kalau murni pembunuhan loh ya. Kalau 338 atau 340 ya. Mateng diolah TKP, 75 persen pasti terungkap," ujarnya.
Namun, kasus akan terasa sulit, lanjut mantan Kasat Resktim Polrestabes Surabaya, jika memang motifnya pembunuhan pencurian. "Yang menjadi sulit adalah ketika jika kasus itu pencurian dan kekerasan," ujarnya.
Selain menunggu hasil olah TKP, polisi juga masih menunggu hasil autopsi dari pihak RS Polri, Kramatjati. Karena saat ini keempat jenazah tersebut masih berada di RS Polri.
"Hasil dari autopsi nanti dari dokter forensik pihak RS Polri sampaikan. Tunggu hasil autopsi dulu, baru bisa tahu apa motifnya," ungkapnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement