Pendeteksi Tsunami Selat Sunda Hilang Sejak 2007, Jokowi Minta BMKG Beli Alat Baru

Tsunami Selat Sunda berdampak pada tiga kabupaten yakni Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan pada Sabtu 22 Desember 2018, sekitar pukul 21.00 WIB.

oleh Fachrur RozieIka Defianti diperbarui 24 Des 2018, 11:33 WIB
Diterbitkan 24 Des 2018, 11:33 WIB
Presiden Jokowi meninjau kawasan terdampak tsunami Selat Sunda. (Liputan6.com/Fachrur Rozie)
Presiden Jokowi meninjau kawasan terdampak tsunami Selat Sunda. (Liputan6.com/Fachrur Rozie)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengintruksikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera membeli alat pendeteksi dini tsunami untuk di Selat Sunda. Sehingga masyarakat dapat mengetahui secara dini datangnya bencana.

"Saya perintahkan BMKG beli early warning system, alat pendeteksi dini pada masyarakat," kata Jokowi di Pandeglang, Banten, Senin (24/12/2018).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyimpulkan terlebih dahulu penyebab tsunami di Selat Sunda. "Sekarang kita belum dapat menyimpulkan dari mana (penyebab tsunami), jangan menyimpulkan dulu," ucapnya.

Sebelumnya, tsunami menerjang beberapa daerah di sekitar Selat Sunda yakni Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan pada Sabtu 22 Desember 2018, sekitar pukul 21.00 WIB.

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pendeteksi Tsunami Hilang

Ketua Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Tiar Prasetya, mengatakan, alat pendeteksi tsunami (Buoy) untuk Perairan Selat Sunda, sudah lama hilang. Adapun alat tersebut merupakan milik Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"11 tahun yang lalu sejak 2007, enggak tahu ke mana. Buoy itu dari BPPT," kata Tiar di kantornya, Jakarta, Minggu (23/12/2018).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya