BNPT Tunggu Laporan Polisi Filipina Terkait WNI Pelaku Bom Gereja

Menurut Didik, Kepolisian Filipina selalu memberitahu lembaganya setiap ada WNI yang diduga terlibat terorisme di sana.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 02 Feb 2019, 07:41 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2019, 07:41 WIB
Dua Bom Meledak di Gereja Filipina Selatan saat Misa Minggu
Polisi dan tentara berjaga pasca ledakan bom di Gereja Katolik Jolo, Filipina Selatan, Minggu (27/1). Dua bom meledak, Sedikitnya 27 orang tewas dan 57 orang lainnya mengalami luka. (Nickee Butlangan/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum bisa mengonfirmasi kabar dua warga negara Indonesia (WNI) sebagai pelaku teror bom gereja di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. BNPT masih menunggu pemberitahuan resmi dari Philippine National Police (PNP). 

"Kita masih menunggu dari PNP," ujar Kasatgas Foreign Terrorist Fighter BNPT, AKBP Didik Novi Rahmanto saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Jumat, 1 Februari 2019.

Menurut Didik, Kepolisian Filipina selalu memberitahu lembaganya setiap ada WNI yang diduga terlibat terorisme di sana.

Sejauh ini, dia baru mengetahui kabar dugaan keterlibatan WNI pada kasus bom gereja di Jolo melalui media.

"Kita belum dapat konfirmasi data atau identitas pelaku tersebut, baru (tahu) dari media malah," tutur dia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


22 Orang Tewas

Dua Bom Meledak di Gereja Filipina Selatan saat Misa Minggu
Tentara Filipina berjaga di dalam gereja pasca ledakan bom di Gereja Katolik Jolo, Filipina Selatan, Minggu (27/1). Dua bom meledak, Sedikitnya 27 orang tewas dan 57 orang lainnya mengalami luka. (Angkatan Bersenjata Filipina/HO/AFP)

Sebelumnya, teror bom ganda melanda sebuah Katedral Katolik-Roma di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina pada Minggu 27 Januari 2019. 22 Orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat peristiwa tersebut.

Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano menduga, pelaku teror bom di Jolo merupakan pasangan asal Indonesia dibantu kelompok teroris pimpinan Abu Sayyaf yang berafiliasi dengan ISIS.

Informasi tersebut diperoleh dari keterangan sejumlah saksi dan sumber yang dirahasiakan. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya