Kampanye Kurangi Sampah Plastik Jadi Agenda Besar Tahunan di Banyuwangi

Sampah botol, gelas minum, dan sedotan plastik didaur ilang menjadi barang yang berguna.

oleh stella maris pada 18 Jul 2019, 21:14 WIB
Diperbarui 29 Agu 2019, 15:54 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 300 siswa SD dan SMP mengikuti Festival Creative Recycle atau festival kreasi daur ulang di Banyuwangi pada Selasa 16 Juli 2019, di RTH Sayu Wiwit. Dalam festival itu, Banyuwangi menghadirkan artis Dik Doank untuk mengedukasi mengenai pola berpikir kreatif, dalam mengurangi sampah lingkungan. 

Dalam acara itu, mereka berlomba mengolah sampah anorganik menjadi barang bermanfaat. Mulai koran bekas menjadi tas belanja, botol plastik bekas minuman menjadi vas bunga. Hingga sedotan bekas yang didaur ulang menjadi bunga-bunga cantik yang siap dijual dan bernilai ekonomis.

Seperti yang dilakukan Ria Oktaviana, siswa SMPN 2 Banyuwangi yang membuat pohon dan bunga dari gelas teh plastik, sedotan dan botol minuman bekas. Dia bersama temannya sepakat mengolah limbah plastik yang didapatkan dari lingkungan sekitar mereka.

"Sampah botol, gelas minum, dan sedotan plastik ini banyak tercecer di sekitar kami. Jadi kami terpikir untuk memanfaatkan, karena mudah sekali didapatkan. Kami berlatih mengutak-atik menjadi apa barang ini, akhirnya jadi pohon yang berbuah. Ternyata menyenangkan juga mengolah bahan bekas ini, kami diajak berpikir kreatif," ujar Ria.

Dik Doank mengaku senang dengan cara Banyuwangi dalam mengampanyekan pengurangan sampah. Di hadapan peserta, artis yang memiliki sekolah alam Kandank Jurank Doank (KJD) ini juga berbagi tentang bahaya sampah jika tidak segera dikendalikan.

Dik Doank juga mengedukasi dan membangkitkan kesadaran mereka untuk peduli terhadap sampah lewat permainan kreatif. "Festival ini menarik. Selain melibatkan anak-anak agar tumbuh kesadaran sejak dini, kampanye ini juga dilakukan rutin dan dimasukkan agenda besar tahunan. Ini menunjukkan kearifan lokal yang berpihak pada lingkungan. Akhirnya, yang saya temukan dari festival ini bukan hanya masalah kebersihan, tetapi ada kehangatan, damai, dan sejahtera," kata pelantun lagu Pulang ini.

Nah yang menarik dari festival ini, lanjut dia, lokasi festival yang digelar di sebuah taman kota RTH Sayu Wiwit. Lokasi acara ini adalah taman kota yang berada di depan Taman Makam Pahlawan.

Taman ini disulap pemda menjadi sebuah RTH yang nyaman dan menjadi kunjungan warga untuk menghabiskan waktu luangnya. RTH ini didesain oleh arsitek nasional Andramatin. 

"Ini keren sekali. Areal TMPnya didesain tempat yang nyaman untuk warga berkumpul. Banyuwangi menjadi inspirasi saya untuk lebih mencintai lingkungan. TMP-nya dijadikan tempat yang nyaman, bangunan bandaranya ramah lingkungan, dan kotanya bersih," ucap Dik Doank.

Sementara itu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menjelaskan bahwa festival ini digelar sebagai bentuk edukasi kepada warganya untuk aktif mengurangi sampah, terutama sampah plastik. "Sengaja kami melibatkan siswa-siswa TK hingga SMP karena kami ingin mereka aktif berpikir dan berkreasi dalam masalah sampah. Ini adalah laboratorium mini bagi siswa untuk ikut memecahkan masalah sampah. Kami berupaya mendidik mereka sejak dini, agar tumbuh kesadaran sejak sekarang," jelas Anas.

Banyuwangi sendiri, kata Anas, telah melakukan kampanye anti plastik. Salah satunya, menginstruksikan pada seluruh jajaran untuk tidak memproduksi sampah plastik di setiap kegiatan. "Atas inisiatif tersebut,  Banyuwangi pun diundang di forum Bank Dunia untuk berbicara tentang sampah," ujarnya.

Ditambahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Husnul Chotimah, produksi sampah rumah tangga di Banyuwangi setiap harinya mencapai 1.125ton/hari. Dari jumlah tersebut, 80 persennya berupa sampah organik.

"Meski sampah plastik belum mendominasi, kami terus melakukan kampanye pengurangan sampah. Kami juga terus kampanye memilah sampah yang organik dan anorganik, sehingga pengolahan sampah menjadi lebih mudah. Bahkan di Muncar, bekerja sama dengan NGO Systemiq kami mengajak warga untuk bersama-sama mengurangi dan mengolah sampah berbasis pemberdayaan," jelas Husnul.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya