Cegah Pelajar Ikut Demo, Anies Baswedan Terapkan Absen Pagi dan Siang

Anies ingin memastikan para pelajar berada di sekolah selama jam pelajaran berlangsung.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 01 Okt 2019, 12:38 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2019, 12:38 WIB
Pemprov DKI Jakarta Segera Ambil Alih Pengelolaan Air dari Swasta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi keterangan terkait pengambilalihan pengelolaan air, Gedung Balai Kota Jakarta, Senin (11/2). Pemprov DKI akan mengambil alih pengelolaan air dari PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki cara tersendiri untuk mencegah para pelajardi wilayahnya mengikuti aksi demo.

Sekolah-sekolah di Jakarta diinstruksikan menerapkan kebijakan absen pagi dan siang untuk memastikan kehadiran para pelajar selama jam belajar berlangsung.

“Bila ditemukan mereka tidak berada di sekolah, maka orangtuanya langsung dikontak sehingga bisa sama-sama mengetahui lokasinya ada di mana,” ujar Anies di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

“Kita ingin memastikan itu, nah hari ini nanti kita dapat laporannya perhari untuk memastikan bahwa semua anak belajar dengan baik,” lanjut dia.

Sebelumnya, pelajar berseragam putih abu-abu menggelar aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR. Siswa tingkat SMA sederajat itu berasal dari berbagai daerah. Dua kali mereka turun ke jalan dan berakhir ricuh hingga membuat kerusuhan di Jakarta.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kerusuhan di Kawasan Slipi

Bentrok Pelajar dengan Polisi di Jalan Layang Slipi
Pelajar berhadap-hadapan dengan barikade polisi saat berdemonstrasi di Jalan Layang Slipi, Petamburan, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Bentrok pelajar dengan polisi yang terjadi sejak siang hingga malam tersebut dipicu kekerasan yang dialami pelajar saat demo di Gedung DPR. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Pada Senin 30 September 2019, massa membuat kericuhan di sekitar Gedung DPR. Mereka juga sempat menyerang aparat keamanan yang berada di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta Pusat.

Kerusuhan di kawasan Slipi, Tanah Abang, Jakarta Pusat itu pecah hingga malam hari. Kepolisian sudah mengimbau mereka untuk pulang.

Namun, massa yang terdiri dari pelajar itu tidak menggubris. Mereka justru terlihat makin beringas dengan melempar bom molotov ke arah Gedung BPK.

Tidak hanya sampai di situ, pelajar berseragam SMA itu juga melempari polisi dengan bebatuan serta menembakkan kembang api ke arah aparat. Polisi membalasnya dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya