Senggol Santai Jokowi ke Surya Paloh soal Rangkulan PKS

Entah apa makna sebenarnya dari pernyataan demi pernyataan Jokowi kepada Surya Paloh. Namun saat dimintai tanggapan, Surya Paloh mengatakan Jokowi hanya bercanda.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Nov 2019, 12:50 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2019, 12:50 WIB
jokowi
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat menghadiri pembukaan Sekolah Legislatif Partai NasDem di Gedung Akademi Bela Negara Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2019). (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi melontarkan candaan bernada sindiran terhadap Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Jokowi menyatakan wajah Surya Paloh dilihatmya kini lebih cerah dan tanpa beban.

"Wajahnya cerah setelah beliau berangkulan dengan Pak Sohibul Iman, saya tidak tahu maknanya apa," ucap Jokowi sambil terkekeh saat berpidato di HUT Golkar ke-55 di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Rabu 6 November 2019.

Sontak seluruh hadirin di dalam aula tersebut bergemuru. Mereka mendadak tercekat karena tak biasanya Presiden Jokowi langsung menohok soal politik dalam forum resmi.

"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seperti itu," lanjut Jokowi masih dengan wajah candanya.

Gemuruh hadirin makin ramai. Memang mereka ikut tertawa, termasuk Surya Paloh yang terlihat juga terkekeh. Namun di sisi lain merasakan jika atmosfir di ruangan mendadak berbeda.

"Saya berhak bertanya dong karena beliau masih berada di Koalisi Pemerintahan," Jokowi mengimbuhkan namun tetap dengan nada santainya.

Surya Paloh Tanggapi Santai

Jokowi Surya Paloh sarapan di Istana
Jokowi mengundang Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sarapan di Istana (Setpres/Biro Pers)

Entah apa makna sebenarnya dari pernyataan demi pernyataan Jokowi kepada Surya Paloh. Namun saat dimintai tanggapan, Surya Paloh mengatakan Jokowi hanya bercanda.

"Masa kalian tidak tahu? Pak Jokowi itu sense of humornya kan tinggi," jawab Surya.

Surya pun mengaku tak ambil pusing. Menurutnya celoteh Jokowi soal pertemuannya dan rangkulannya dengan Presiden PKS Sohibul Iman bukan sebuah peringatan terkait posisi politik partainya yang masih bagian dari partai pro pemerintah dan bukan kubu oposisi.

"Saya tak merasa itu dianggap suatu warning, saya pikir itu terlau naif. Kemajuan berdemokrasi sudah jauh kita miliki, suasana komunikasi batiniah begitu baik kita miliki. Artinya seluruh praduga yang mengarah ke pikiran negatif harus kita buang jauh," jelas Surya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya