Kemenkes: Ada Infeksi Ganda, Kasus DBD dan Covid-19

Ahli Infeksi dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM-FKUI, Mulya Rahma Karyanti mengatakan kasus DBD bisa dicegah oleh masyarakat. Caranya dengan menerapkan 3 M.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jun 2020, 11:33 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 11:25 WIB
FOTO: Membasmi Nyamuk Demam Berdarah Dengue
Petugas melakukan pengasapan atau fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di perumahan warga di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Fogging dilakukan sebagai langkah pengendalian vektor nyamuk DBD. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia harus menghadapi ancaman penyakit lain, yakni demam berdarah dengue (DBD). Sebanyak 460 kabupaten dan kota di Indonesia melaporkan adanya kasus DBD.

Hal ini diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam Talk Show Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi yang disiarkan melalui Youtube BNPB Indonesia, Senin (22/6/2020).

"Satu yang ingin saya sampaikan, 460 kabupaten dan kota melaporkan ada kasus DBD," ujarnya.

Dari jumlah ini, 439 kabupaten dan kota di antaranya juga melaporkan ada penambahan kasus baru positif Covid-19. Nadia menyebut, fenomena ini menunjukkan sesungguhnya sedang terjadi masalah infeksi ganda di Indonesia.

Pertama, infeksi akibat virus Dengue. Kedua, karena virus SARS-CoV-2. "Jadi ada infeksi ganda," jelasnya.

Ahli Infeksi dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM-FKUI, Mulya Rahma Karyanti mengatakan kasus DBD pada dasarnya bisa dicegah oleh masyarakat. Caranya dengan menerapkan 3 M, yakni menutup, menguras, dan mendaur ulang.

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rutin bersihkan genangan air

FOTO: Mengantisipasi DBD Selama Pandemi Corona COVID-19
Petugas melakukan fogging nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di kampung pemulung Pancoran, Jakarta, Rabu (22/2/2020). Pemerintah mengimbau warga mengantisipasi penyebaran DBD saat musim pancaroba pada April hingga Mei lantaran saat ini terjadi pandemi virus corona COVID-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

"Yang penting membersihkan tempat berkembang biaknya nyamuk atau genangan air. Misalnya yang sering di rumah tangga adalah di dispenser, pot-pot bunga, itu dihilangkan," ujarnya.

Mulya Rahma menganjurkan pembersihan genangan air dilakukan secara rutin, minimal satu kali dalam seminggu. Upaya ini bisa mencegah berkembang biaknya nyamuk.

Selain itu, orang tua diimbau mewaspadai jika anak mulai demam. Jika anak anggota keluarga demam, disarankan untuk minum air putih yang banyak.

"Jangan sampai dehidrasi. Kemudian awasi buang air kecilnya dan aktivitasnya. Kalau seharian tidur, muntah-muntah terus, nggk kencing-kencing lebih dari 12 jam, hati-hati. Segera bawa ke rumah sakit supaya tidak terlambat," kata dia.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya