Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menterinya untuk fokus menyoroti kenaikan kasus virus corona Covid-19 di tanah air, salah satunya DKI Jakarta. Menurut dia, angka positivity rate corona di DKI Jakarta kini naik drastis hingga dua kali lipat.
"Di Jakarta, laporan terakhir yang saya terima angka positivity rate-nya melonjak dari 4 sampai 5 sekarang sudah 10 setengah persen. Tolong betul-betul dijadikan perhatian," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Senin (13/7/2020).
Baca Juga
Jokowi sendiri telah meminta menterinya untuk fokus menekan lonjakan kasus corona di sejumlah daerah. Ada 8 provinsi yang diminta Jokowi agar diberikan priorotas khusus antara lain, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Papua.
Advertisement
Dia ingin agar tes corona di daerah-daerah tersebut diperbanyak serta penelusuran atau tracing dimasifkan. Selain itu, dia meminta agar fasilitas kesehatan rumah sakit untuk pasien corona ditingkatkan.
"Khususnya bed APD, obat-obatan, ventilator dan kamar isolasi yang ini juga masih memerlukan tambahan-tambahan untuk provinsi-provinsi yang tadi saya sebut. Kalau memang kekurangan ini agar Kemenkes bisa menyampaikan kepada Menteri PU untuk segera diselesaikan," jelas Jokowi.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Rekor Kasus Harian di Jakarta
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui bahwa jumlah penambahan kasus positif virus Corona Covid-19 di Jakarta melonjak tinggi selama satu pekan belakangan. Kasus positif corona di Jakarta sendiri bertambah 404 orang per Minggu 12 Juli 2020.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengungkapkan, positivity rate Jakarta per Mingggu mencapai 10,5 persen. Ini merupakan rekor penambahan kasus baru sejak virus corona mewabah di ibu kota.
"Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat bila dibandingkan bulan Juni yang mencapai kisaran 4 persen hingga 6 persen," kata Anies, Minggu
Dia juga menyebut pada 11-17 Juni, sebanyak 27.091 orang dites, tingkat positivity rate-nya 3,1 persen. Kemudian pada 18-24 Juni ada 29.873 orang yang dites, positivity rate-nya 3,7 persen.
Selanjutnya, kata Anies, pada 25 Juni-1 Juli ada 31.085 orang yang dites PCR, kemudian positivity rate-nya 3,9 persen. Sedangkan 2-8 Juli, sebanyak 34.007 orang dites dan positivity rate-nya 4,8 persen.
"Lonjakan ini merupakan peringatan bagi kita semua dan dalam perjalanan selama masa PSBB transisi ini sejak 4 Juni sampai 12 Juli ini," tegas Anies.
Advertisement