Jubir Satgas Covid-19 Kaltim Positif Terinfeksi Virus Corona

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalimantan Timur Andi M Ishak dan istrinya, dinyatakan positif Covid-19. Meski tanpa gejala, kini keduanya menjalani perawatan di rumah sakit.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Sep 2020, 21:46 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2020, 21:45 WIB
Sekda Positif COVID-19, Seluruh Pegawai di Balai Kota Cirebon Ikut Tes Swab Massal
ilustrasi virus corona covid-19 copyright by diy13 (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalimantan Timur Andi M Ishak dan istrinya, dinyatakan positif Covid-19. Meski tanpa gejala, kini keduanya menjalani perawatan di rumah sakit.

Andi menyampaikan sendiri dirinya positif Covid-19 bersama istri, di penghujung konferensi virtual kasus Covid-19 di Kalimantan Timur, yang memang rutin digelar setiap hari.

"Saya bersama istri, kemarin terkonfirmasi positif Covid-19," kata Andi dalam konferensi virtual dari rumah sakit, Sabtu (26/9/2020) sore.

Andi menerangkan, saat ini, dia menjalani proses isolasi, sebagai upaya perawatan. "Mudah-mudahan kami bisa melewatinya dengan baik. Kami (Satgas Covid-19) akan terus melakukan update perkembangan kasus di Kalimantan Timur," ujar dia.

"Kondisi ini, diawali dari kondisi istri saya. Di luar rumah, saya begitu ketat dengan protokol kesehatan. Kelengahan justru di rumah, tidak begitu ketat. Karena anggota keluarga lainnya, mereka banyak beraktivitas di luar rumah," tambah Andi.

Andi menerangkan, dia terkonfirmasi Covid-19 meski tanpa gejala.

"Kondisi saya dalam keadaan tidak bergejala. Mudah-mudahan, bisa terus dipertahankan. Dan kami (bersama istri), sedang berupaya melalui masa isolasi sebaik-baiknya," sebutnya lagi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kasus Covid-19 di Kaltim Bertambah 219

Untuk Kalimantan Timur, lanjut Andi, hari ini mencatat penambahan 219 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga, total kasus tembus di angka 8.070 kasus. Sementara, kasus sembuh dari 8.070 kasus itu, ada 5.178 kasus.

"Sedangkan untuk kasus meninggal, ada 296 kasus. Dan yang masih menjalani perawatan ada 2.596 kasus. Sedangkan yang masih menunggu, atau proses swab ada 13.660 kasus," terang Andi.

"Peningkatan kasus ini, karena meningkatnya klaster keluarga. Pengalaman pribadi ini, mesti jadi hal perlu diwaspada. Karena, penularan di lingkungan keluarga, jadi hal yang mengkhawatirkan," demikian kata Andi.

Reporter : Saud Rosadi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya