5 Permintaan Jokowi pada Menterinya soal Vaksinasi Covid-19

Salah satunya, Jokowi mengingatkan jajaran menteri untuk menjelaskan secara detail soal vaksinasi Covid-19.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Okt 2020, 16:18 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 16:18 WIB
Jokowi Tinjau Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat Selasa (11/8/2020). Jokowi menggunakan pakaian lengkap penelitian untuk melihat Laboratorium Bio Farma. (Foto: Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan jajarannya melakukan beberapa hal jelang ketersediaan vaksin Corona atau Covid-19 di Indonesia.

Salah satunya, Jokowi mengingatkan jajaran menteri untuk menjelaskan secara detail soal vaksinasi Covid-19. Dia tak ingin informasi soal vaksinasi dipelintir dan berujung unjuk rasa penolakan.

"Dijelasin betul, harus detail. Jangan samapi nanti, dihantam oleh isu, dipelintir, kemudian kejadiannya bisa masyarakat demo-demo lagi, karena memang sekarang masyarakat pada posisi yang sulit," jelas Jokowi saat memimpin rapat terbatas secara virtual, Senin (19/10/2020).

Tak hanya itu, Jokowi juga meminta cara penyampaian harga vaksin Covid-19 harus benar-benar hati-hati kepada masyarakat.

"Tidak semuanya perlu kita sampaikan ke publik. Harga ini juga tidak harus kita sampaikan ke publik," kata Jokowi.

Berikut lima hal yang disampaikan Jokowi untuk jajaran menterinya jelang ketersediaan vaksin Corona Covid-19 yang dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jelaskan Detail, Jangan Sampai Ada Demo

Jokowi, Vaksin COVID-19,Vaksin Corona Sinovac, Corona, COVID-19, Corona COVID-19
Jokowi melihat langsung uji klinis Vaksin COVID-19 atau Vaksin Corona Sinovac hari pertama di Bandung. Tampak, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Menteri BUMN Erick Tohir mendampingi Presiden Jokowi. (Foto: Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan jajaran menteri untuk menjelaskan secara detail soal vaksinasi Covid-19. Dia tak ingin informasi soal vaksinasi dipelintir dan berujung unjuk rasa penolakan.

"Dijelasin betul, harus detail. Jangan sampai nanti, dihantam oleh isu, dipelintir, kemudian kejadiannya bisa masyarakat demo-demo lagi, karena memang sekarang masyarakat pada posisi yang sulit," jelas Jokowi saat memimpin rapat terbatas secara virtual, Senin (19/10/2020).


Jangan Tergesa-gesa

Ilustrasi vaksin COVID-19 Rusia Sputnik-V (AFP)
Ilustrasi vaksin COVID-19 Rusia Sputnik-V (AFP)

Menurut Jokowi, hal-hal mengenai siapa yang pertama disuntik vaksin terlebih dahulu, siapa yang akan digratiskan harus dijelaskan secara detail. Begitu pula, dengan informasi soal kehalalan, distribusi, dan harga vaksin Covid-19.

Jokowi meminta menterinya untuk tak tegesa-gesa dalam menyampaikan informasi ke publik. Dia menilai rencana pengadaan vaksin sangat kompleks dan menyangkut persepsi di masyarakat.

"Kalau komunikasinya kurang baik, bisa kejadian kaya undang-undang Cipta Kerja," kata Jokowi soal vaksin Covid-19.


Harga Vaksin Tidak Harus Disampaikan

Pabrik Vaksin COVID-19 Sinovac di Beijing
Pekerja memeriksa jarum suntik Vaksin CoV-2 SARS untuk COVID-19 yang diproduksi di pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Meski begitu, Jokowi menyebut, tidak semua hal terkait vaksin Covid-19 harus disampaikan ke masyarakat, termasuk mengenai harganya.

"Tidak semuanya perlu kita sampaikan ke publik. Harga ini juga tidak harus kita sampaikan ke publik," ujar Jokowi.

Namun, dia meminta para menteri untuk memberikan informasi yang jelas kepada publik mengenai halalnya vaksin, kualitas, serta distribusi vaksin Covid-19.

Jokowi menekankan pentingnya komunikasi publik yang baik agar tak muncul penolakan dari masyarakat saat pelaksanaan vaksinasi.

 


Pertanggungjawaban Vaksin

China Pamerkan Vaksin Covid-19 di Pameran
Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Jokowi meminta jajaran menterinya untuk mempersiapkan rencana pengadaan vaksin serta vaksinasi Covid-19 dengan matang. Salah satunya, terkait siapa yang bertanggung jawab jika vaksin sudah tersedia.

"Kalau menurut saya, untuk vaksin yang gratis untuk rakyat, itu urusannya Menkes (Menteri Kesehatan). Untuk yang mandiri, untuk yang bayar, itu urusannya BUMN," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, rencana pengadaan vaksin Covid-19 harus diatur dengan jelas. Sehingga, tidak timbul masalah dalam pelaksanaan vaksinasi.

"Ini menjadi jelas, kalau tidak seperti ini nanti siapa yang tandatangani menjadi tidak jelas, siapa yang tanggung jawab," ujar dia.

 


Tak Anggap Remeh Implementasi Vaksinasi

Jennifer Haller, Wanita Pertama yang Disuntik Virus Corona Covid-19 untuk Uji Coba Vaksin
Jennifer Haller, Wanita Pertama yang Disuntik Virus Corona Covid-19 untuk Uji Coba Vaksin. (dok.Instagram @parsashin/https://www.instagram.com/p/B92Vl1ypaUQ/Henry)

Jokowi juga mengingatkan menterinya untuk tidak menganggap remeh implementasi vaksinasi.

Misalnya, seperti apa prosesnya, siapa yang akan disuntik vaksin terlebih dahulu, siapa saja yang digratiskan dan bayar.

"Harus dijelaskan betul kepada publik, proses-proses komunikasi publik ini yang harus disiapkan, hati-hati disiapkan betul," ucap dia.

"Jangan sampai nanti, dihantam oleh isu, dipelintir, kemudian kejadiannya bisa masyarakat demo-demo lagi, karena memang sekarang masyarakat pada posisi yang sulit," kata Jokowi.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya