Satgas Covid-19: Kandidat Vaksin Masih Uji Klinis

Nantinya setelah uji klinis selesai, hasil vaksin covid-19 akan dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dilakukan analisa agar izin penggunaan dapat diterbitkan.

oleh Ika Defianti diperbarui 29 Okt 2020, 20:34 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2020, 20:34 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengabarkan soal usul Indonesia jadi penerima prioritas tes antigen saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (1/10/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, untuk kandidat vaksin virus corona atau Covid-19 masih uji klinis dan memasuki fase 3.

Kata dia, fase tersebut mengetahui mengenai keamanan, hingga dosis yang tepat agar dapat digunakan untuk manusia secara efektif.

"Saat ini kandidat-kandidat vaksin covid-19 sedang dalam uji klinis fase 3 untuk memastikan keamanan, efek samping dan juga rentang dosis aman," kata Wiku melalui video YouTube BNPB pada Kamis (29/10/2020).

Nantinya setelah uji klinis selesai, hasilnya akan dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dilakukan analisa agar izin penggunaan dapat diterbitkan. Lanjut dia, pemerintah tetap berpedoman dengan standar kesehatan yang ada.

"Pada prinsipnya pemerintah menekankan agar upaya pengembangan vaksin ini dapat dilakukan secara hati-hati dan tidak terburu-buru dan tetap berpedoman pada standar kesehatan," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkap beberapa tantangan yang harus dihadapi para peneliti untuk mengembangkan vaksin COVID-19 di Indonesia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tantangan Riset Vaksin Covid-19

Dalam dialog yang disiarkan dari Graha BNPB, Jakarta pada Selasa lalu, Bambang mengatakan bahwa tantangan pertama adalah riset vaksin COVID-19 saat ini berbeda dari penelitian vaksin biasanya.

"Riset vaksin COVID-19 saat ini di luar pakemnya, di luar kebiasaannya," kata Bambang dikutip Kamis (29/10/2020). "Karena biasanya, riset terkait vaksin itu memakan waktu yang sangat lama."

Ia mencontohkan, beberapa penyakit seperti HIV, Ebola, dan Zika, hingga saat ini belum ada vaksinnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya