Pengamat: Demokrat Tak Punya Figur Kuat Lagi Seperti SBY

Djayadi menilai, figur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tampaknya tidak bisa memainkan peran seperti SBY yang diharapkan para kader Partai Demokrat.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2021, 13:56 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2021, 13:54 WIB
SBY Sampaikan Pidato pada Malam Kontemplasi
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato pada malam kontemplasi di Puri Cikeas Bogor, Senin (9/9/2019). Pidato ini disampaikan dalam rangka HUT ke-18 Partai Demokrat, hari lahir SBY, dan 100 hari meninggalnya Any Yudhoyono. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan menilai, kudeta internal Partai Demokrat muncul karena partai tersebut sekarang ini tidak punya figur kuat seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Partai Demokrat tidak punya figur yang kuat lagi seperti Pak SBY. Di sisi lain proses penyelesaian konflik internal itu tidak ada, jadi dobel problemnya," kata Djayadi dalam diskusi virtual, Sabtu (27/2/2021).

Dia mengatakan, figur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dimunculkan SBY tampaknya tidak bisa memainkan peran seperti SBY yang diharapkan para kader. AHY dari segi kualitas personal dan pengalaman belum bisa disamakan dengan ayahnya.

"Jadi salah satu contoh saja, kalau kemarin di masa Pak SBY, orang orang Partai Demokrat bisa misalnya merasa punya kegagahan, gagah gitu sebagai Partai Demokrat dengan membanggakan pemimpinnya, mungkin saat ini mereka tidak. Wah kami belum bisa tuh membanggakan pemimpin kami," tuturnya.

Seharusnya, kata dia, AHY dengan tim yang dimilikinya segera mentranformasi pola kepemimpinan di Partai Demokrat. Dari yang lebih didominasi figur SBY, menjadi sifatnya lebih kolegial.

"Itu cocok dengan masa pemilih yang cenderung makin milenial atau makin post milenial," kata Djayadi.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pergeseran tokoh senior

Terpilih Aklamasi, AHY Gantikan SBY Jadi Ketum Demokrat
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyapa para kader usai terpilih secara aklamasi saat Kongres V Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Minggu (15/3/2020). AHY menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketum partai. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menambahkan, tokoh-tokoh senior yang digeser bisa menimbulkan bibit masalah baru di internal partai.

"Mungkin banyak tokoh-tokoh seperti Marzuki Alie atau Max Sopacua ini merasa bukan regenerasi, tapi cutting off pemutusan generasi, dan itu belum tentu benar tapi menimbulkan bibit-bibit masalah," terangnya.

Djayadi melanjutkan, masalah itu pun timbul dengan isu misalnya ada penarikan iuran di Demokrat. Sehingga, ketika isu itu membesar, ada momen untuk memanaskan suasana hingga muncul isu kudeta Demokrat.

"Masalah masalah itu berjalin lalu membesar, ketika membesar begitu ada pembesaran itu terlihat signifikan. Maka baik pihak luar, pihak dalam nah ada timing, timing itu yang dimanfaatkan pihak pihak berkepentingan," tandas Djayadi.

Sementara itu, Partai Demokrat memecat tujuh orang kadernya yang terlibat dalam gerakan kudeta untuk mendongkel kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pemecatan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Partai.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Andi Arief lewat akun twitter pribadinya @Andiarief_ pada Jumat (26/2/2021).

"Demi harapan ratusan ribu kader dan jutaan simpatisan dan pemilih, kami mendukung sepenuhnya langkah pemecatan terhadap 7 kader yang dilakukan oleh dewan kehormatan partai. Gelombang pertama 7 orang," cuit Andi, Jumat (26/2/2021).

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya