Liputan6.com, Jakarta Ketua DPC PDIP Kota Tangerang Selatan, Wanto Sugito mengatakan tersinggung dengan pernyataan Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra yang menyinggung Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri dalam konferensi pers Minggu 3 Oktober 2021.
"Sebagai kader banteng saya sangat tersinggung dengan pernyataan saudara Herzaky, Jubir Demokrat. Selain ngawur, Herzaky tidak paham siatem politik saat itu, di mana MPR RI kedudukannya sebagai lembaga tertinggi. MPR itu terdiri dari DPR RI dan DPD RI. Jadi kalau mau main tuduh, harusnya ke Amien Rais, bukan ke Ibu Megawati," kata dia dalam keterangannya, Selasa (5/9/2021).
Baca Juga
Wanto meminta agar Herzaky meminta maaf kepada Megawati dan PDIP, lantaran menurutnya sudah menyentuh harkat dan martabat Ketua Umumnya.
Advertisement
"Saya berikan waktu kepada saudara Herzaky untuk meminta maaf. Jika tidak, maka karma politik akan terus melanda Demokrat," kata dia.
Bahkan, Wanto meminta Herzaky meminta mempertanyakan hal tersebut kepada Amien Rais langsung selaku Ketua MPR kala itu.
Menurutnya, antara Megawati dan almarhhum Gus Dur terjalin rasa persahabatan, sehingga jangan dipecah belah akibat urusan politik. "Sebaiknya Demokrat konsolidasikan saja internalnya daripada campur tangan ke partai lain," kata dia.
Wanto mengingatkan, agar Demokrat tak menebar fitnah. Bahkan, dia mengingatkan bahwa PDIP selalu memegang prinsip Satyam Eva Jayate.
"Yang artinya, kebenaran akan menang pada akhirnya," kata Wanto.
Â
Pernyataan Demokrat
Sebelumnya, Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendara Putra dalam konferensi persnya mengatakan bahwa berdirinya Demokrat lantaran ada pemilihan Cawapres bagi Megawati. Saat itu dihadapkan dengan dua pilihan antara SBY dan Hamzah Haz.
Saat itu, Herzaky menyebut posisi Megawati menjadi Presiden lantaran telah menggulingkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari posisi orang nomor satu.
"Bahwa Partai Demokrat ini berdiri dimulai pada saat ketika Bapak SBY waktu itu di MPR, di MPR ketika ada pemilihan wakil Presiden. Dari Ibu Megawati yang baru saja menggulingkan Bapak Gus Dur. Ketika itu ada calon wakil presiden. Ada dua, satu Pak Hamzah Haz dan satu Pak SBY," kata dia.
Dalam kesempatan lain, Herzaky menyampaikan permohonan maaf dan mengaku kepleset lidah terkait pernyataannya tentang Megawati. Dia bermaksud menyampaikan bahwa Megawati menggantikan Gus Dur sebagai Presiden RI, bukan menggulingkannya.
"Mohon maaf saya kepleset lidah saat tanya jawab setelah konferensi pers. Yang saya maksud, Ibu Megawati menggantikan Gus Dur," kata Herzaky kepada Liputan6.com, Rabu (6/10/2021).
Herzaky menyatakan bahwa dirinya menghormati Megawati Soekarnoputri selaku Presiden ke-5 RI.Â
"Saya ini pengagum Gus Dur dan NU. Saya juga hormat kepada Ibu Megawati sebagai mantan presiden. Saya mohon maaf kepada siapapun yang tidak berkenan atas kekeliruan ini. Terima kasih," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat ini.
Advertisement