DPR soal Kemendikbudristek Hapus Jurusan di SMA: Perlu Kajian Mendalam

Dede Yusuf mendukung rencana penerapan kurikulum prototipe bagi siswa SMA oleh Kemendikbudristek, yang membuat penjurusan seperti IPA, IPS, dan Bahasa dihapuskan.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Des 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Des 2021, 17:30 WIB
FOTO: Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Tangerang
Siswa mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMAN 1 Kota Tangerang, Banten, Senin (6/9/2021). Dinas Pendidikan Provinsi Banten uji coba PTM di SMA di Kota Tangerang secara terbatas dengan sistem bergiliran serta menerapkan protokol kesehatan ketat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mendukung rencana penerapan kurikulum prototipe bagi siswa SMA oleh Kemendikbudristek, yang membuat penjurusan seperti IPA, IPS, dan Bahasa dihapuskan.

"Sementara kita mendukung rencana membuka jurusan," kata dia, Kamis (23/12/2021).

Menurut Politikus Demokrat ini, pada kenyataannya banyak anak yang pindah jurusan ketika kuliah. Sehingga siswa itu harus belajar dari awal lagi.

"Karena pada kenyataannya juga banyak anak yang pindah jurusan dari IPS ke IPS misalnya, ketika masuk kuliah dan dia harus mengulang lagi dari awal," kata Dede.

Namun, dia mengingatkan Kemendikbudristek untuk melakukan perencanaan dan kaji yang matang. Apalagi perubahan kurikulum tidak hanya akan selesai dalam waktu satu atau dua tahun.

"Hanya perlu perencanaan dan kajian akademik yang matang soal ini. Karena untuk merubah tidak bisa dilakukan dalam setahun dua tahun saja," ujar Dede.

 

Kurikulum 2022

Sebelumnya, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo mengatakan kurikulum prototipe pada tahun 2022 bersifat opsional. Dia menyebut sekolah dapat menerapkan kurikulum ini untuk pembelajaran.

"Kurikulum prototipe hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat untuk menggunakannya sebagai alat untuk melakukan transformasi pembelajaran," kata Anindito kepada wartawan, Selasa (21/12/2021).

Menurut dia, kurikulum prototipe dirancang untuk memberi ruang lebih banyak bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Sehingga, para siswa SMA bisa menekuni mata pelajaran sesuai minatnya secara lebih fleksibel.

Alih-alih dikotakkan ke dalam jurusan IPA, IPS dan Bahasa, kata Anindito, siswa kelas 11 dan 12 diperbolehkan meramu sendiri kombinasi mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya.

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya