Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebaran 2022 Lebih Awal

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengimbau masyarakat yang ingin pergi mudik Lebaran 2022, dapat pergi lebih awal.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Apr 2022, 18:33 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2022, 18:33 WIB
Saat Jokowi Berkemah di Sekitar Titik Nol IKN
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menikmati suasana hutan saat sunrise pada pagi hari setelah berkemah semalam di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (15/3/2022). (FOTO: Setpres/Agus Suparto)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengimbau masyarakat yang ingin pergi mudik Lebaran 2022, dapat pergi lebih awal. Sebab, menurut data Kementerian Perhubungan, puncak arus mudik akan terjadi pada 28-30 April 2022.

"Dari survei Kementerian Perhubungan didapatkan hasil bahwa akan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh para pemudik, ini adalah jumlah yang sangat besar dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah," kata Jokowi saat jumpa pers daring, Senin (18/4/2022). 

"Saya mengajak masyarakat untuk menghindari puncak arus mudik pada tgl 28, 29 dan 30 April 2022," lanjut dia.

Dia mengatakan, pemerintah sudah menyusun skenario rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan di jalanan. Mulai dari kebijakan ganjil genap, pemberlakuan satu arah, hingga melarang truk masuk ke jalan bebas hambatan atau tol.

"Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk mudik lebih awal, tentu saja menyesuaikan jadwal libur dari tempat bekerja," minta Jokowi.

Terakhir, dia tetap mengingatkan agar mudik berjalan aman, protokol kesehatan tetap bisa dijalankan.

"Jangan lupa patuhi prokes, pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak," Jokowi menutup.

Syarat Mudik

Sebelumnya, pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik Lebaran tahun ini. Adapun masyarakat yang sudah menerima vaksin booster dapat melakukan mudik Lebaran, tanpa harus test antigen maupun PCR. 

Namun, bagi yang menerima vaksin dosis kedua tetap mensyaratkan tes antigen dengan sampel diambil dalam kurun 1 x 24 jam, atau PCR 3 x 24 jam. Sementara itu, yang baru menerima dosis pertama tetap mensyaratkan PCR dalam kurun 3 x 24 jam. Syarat ini untuk memastikan bahwa yang mudik dalam keadaan sehat, sudah divaksin booster.

Di samping itu, dilakukan penyesuaian syarat kepada yang memiliki kondisi kesehatan (penyakit komorbid) khusus dan anak. Bagi komorbid yang tidak dapat divaksin, maka wajib tes PCR 3x24 jam.

 

Syarat Mudik Anak di Bawah 18 Tahun

 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, terkait adanya relaksasi persyaratan mudik lebaran tahun ini.

Relaksasi syarat mudik yang diberikan yakni bagi kelompok anak-anak yang belum mencapai usia 18 tahun, sehingga tidak bisa mendapat vaksin booster, dibolehkan ikut mudik bersama orang tua tanpa membawa tes Covid-19, baik tes Antigen atau PCR.

"Kita memang mensyaratkan booster kalau tidak mau dites antigen atau PCR untuk mudik. Tapi booster ini kan hanya diberikan ke (masyarakat) di atas 18 tahun. Jadi memang ada dinamika kalau anak-anak di bawah 18 tahun gimana? Mau booster juga belum boleh," kata Budi seperti dikutip dari siaran daring kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).

"Jadi akhirnya diputuskan oleh bapak presiden ya anak-anak remaja kalau mau mudik belum dibooster enggak papa, enggak usah dites antigen," imbuhnya.

Menkes Budi Gunadi berharap, dengan kebijakan kepala negara para anak-anak di bawah 18 tahun dapat mendampingi para orangtuanya untuk ikut tradisi mudik lebaran. Asalkan vaksinasi Covid-19 kepada mereka sudah dua kali dilakukan.

"Ini hadiah dari dari beliau (presiden) kepada anak-anak kita yang keluarganya mau menikmati mudik ini dengan lebih baik lagi," ucap Budi.

Kesiapan Kemenhub

 

Kementerian Perhubungan mempersiapkan sejumlah angkutan transportasi untuk melayani mudik lebaran tahun ini. Sebanyak 85,5 juta penduduk diperkirakan akan mudik melalui berbagai alat transportasi.

"Tahun ini harus diantisipasi ada 85,5 juta orang melakukan mudik melalui berbagai transportasi. Angka ini naik 40 persen justru lebih banyak dibanding pandemi," kata Juru Bicara Menteri Perhubungan Adita Irawati, Jakarta, Senin (18/4/2022).

Adita mengatakan, pihaknya terus memastikan berbagai transportasi siap melayani masyarakat. Tidak hanya itu, penerapan sejumlah syarat kesehatan untuk perjalanan terus dimaksimalkan agar dapat menekan penyebaran Covid-19.

"Kita harus memastikan moda dan transportasinya siap melayani. Di masa pandemi ada dua aspek yang menjadi perhatian, yaitu aspek kesehatan dan keselamatan. Kami terus melakukan pengecekan langsung kepada operator terkait dan memastikan modanya layak beroperasi," katanya.

Sementara itu, Kemenhub juga berupaya memastikan awak transportasi dalam kondisi prima dan sehat saat melayani masyarakat. Sehingga nantinya perjalanan mudik bisa berjalan dengan baik dan selamat.

"Awaknya harus sehat memastikan penumpang diangkut dengan selamat. Kita pastikan ada cadangan alat transportasi jangan sampai masyarakat tak terangkut," kata Adita.

Adita mengimbau masyarakat mengurangi keinginan untuk mudik menggunakan roda dua. Sebab, alat transportasi tersebut cukup beresiko dan kondisi cuaca saat ini juga kurang mendukung bepergian jauh menggunakan roda dua.

"Mudik menggunakan roda dua, kalau bisa dikurangi, belum resiko di perjalanan, belum resiko cuaca saat ini. Kita ada mudik gratis, bisa dimanfaatkan. Dari yang sudah kami lihat di lapangan, operator menyambut ini (mudik) dengan gembira," tandasnya.

Kata Pengamat

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai kebijakan pemerintah yang memperbolehkan mudik pada Lebaran 2022 kali ini terlalu berisiko. Terlebih saat ini kasus Covid-19 di DKI Jakarta meningkat dalam 2 hari terakhir. 

Trubus berharap vaksin booster yang menjadi syarat perjalanan mudik bisa menekan angka penularan Covid-19. 

"Melihat situasi di Jakarta sekarang kondisi penularan kasus Covid-19 masih tinggi. Ini harusnya para pemudik sadar Covid-19 masih ada. Mudik sebenarnya tidak aman tapi dengan sebagian sudah di booster sudah divaksin tahap dua mudah-mudahan tidak terjadi penularan secara masif," kata Trubus kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin, (18/4/2022).

Trubus khawatir kasus yang cukup tinggi di Jakarta akan membawa Covid-19 ke daerah. "Kekhawatiran kita kemudian itu warga yang mudik penyakitnya carrier mengikuti ke sana (daerah)," kata dia.

Untuk itu, kata dia, pemda harus memberi edukasi kepada masyarakat terhadap kedatangan warga pendatang yaitu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan segera vaksin. 

Kemudian, ujar Trubus, pemerintah daerah harus menyiapkan infrastruktur kesehatan, pelayanan kesehatan tenaga kesehatan dan obat-obatan untuk mengantisipasi terjadi ledakan Covid-19 usai lebaran.

"Ledakan diantisipasi, ketiga pentingnya pemerintah daerah dan pendatang untuk saling menyadari covid masih tinggi dan masih ada. Menurut saya paling penting bagaiman ketika kita berkumpul hindari kerumunan itu," katanya.

Trubus juga menyarankan agar vaksinasi booster juga disediakan di rest area, terminal, stasiun, pelabuhan hingga bandara. Mengingat capaian vaksinasi booster baru 13,6 persen.

"Penggunaan aplikasi pedulilindungi dioptimalkan kalau misal ditenggarai ada merah atau hitam segera diambil langkah harus di tracing ambil langkah ke layanan kesehatan kalau misal merah hitam artinya ditenggarai terlular covid," kata dia.

Infografis Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Lebaran 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Lebaran 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya