Kemendagri Minta Pemda Antisipasi Lonjakan Covid-19 Akibat Mudik Lebaran

Kementerian Dalam Negeri meminta pemerintah daerah mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 akibat mudik lebaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2022, 08:43 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2022, 08:42 WIB
20160705-Anak-anak Lakukan Takbir Keliling di Kawasan Tanah Abang
Kemendagri minta pemda mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 akibat mudik Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Dalam Negeri meminta pemerintah daerah mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 akibat mudik lebaran

"Kepada pemda kami meminta agar tetap siaga merespons, jika ada indikasi kenaikan Covid karena mudik Lebaran," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA, Minggu (1/5/2022).

Dia menjelaskan saat ini di satu kabupaten rata-rata terdapat 5 kasus Covid-19 per hari. Apabila tiba-tiba terdapat lonjakan 25 kasus karena libur Lebaran, berarti mengalami kenaikan sebanyak 5 kali lipat.

"Nah, terhadap situasi ini kita minta respons dari Satgas dan pemda (untuk melakukan) pencegahan sedini mungkin. Lakukan relokasi secepat mungkin, supaya jangan terus berkembang. Jaga terus kesehatan dan pemda tetap terus siaga," tegas Safrizal.

Dia menuturkan meski masyarakat boleh melakukan halalbihalal, namun pemerintah tetap mengingatkanterkait potensi penularan saat makan bersama pada momen tersebut. Sebab itu pemerintah telah menerbit aturan halalbihalal di setiap daerah, baik yang berada di Level 1, 2, dan 3.

"Sekarang bagi pejabat pemerintah, open house belum boleh. Tetapi bagi masyarakat, terutama bagi kegiatan halalbilhalal diperkenankan, mudik diperkenankan, tapi kembali lagi bukan berarti kita tidak ada kasus, jadi kita tetap bisa waspada sehingga kewaspadaan kita itu bisa me-maintenance kondisi baik yang sudah berjalan," urainya.

Menjalankan aktivitas perayaan lebaran seperti halalbihalal, masyarakat harus memperhatikan sejumlah aturan. Hal itu salah satunya terkait persentase pembatasan kehadiran masyarakat berdasarkan level PPKM di daerahnya masing-masing. Kebijakan tersebut diterapkan agar memudahkan petugas melakukan tracing bila terjadi kasus.

"Kalau dia level 3 hanya boleh 50 persen dari kapasitas ruangan. Untuk kategori level 2, (hanya boleh) 75 persen, dan untuk level 1 boleh 100 persen. Tetapi untuk ketentuan di atas 100 orang berkumpul, diminta untuk tidak makan-makan di tempat," imbuhnya.


Waspada COVID-19

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta pemudik untuk untuk memperhatikan status imunitas anggota keluarga pada saat mengikuti kegiatan mudik Lebaran 2022. Ia juga mengingatkan bahwa situasi saat ini masih pandemi itu artinya masih ada risiko penularan COVID-19.

“Tips untuk perjalanan yang aman dan sehat selama pandemi pertama sekali sebetulnya prinsipnya adalah memahami bahwa situasi masih pandemi statusnya,” kata Dicky mengutip Antara.

Dicky menuturkan pada kegiatan mudik, setiap orang di dalam keluarga dituntut untuk selalu waspada terhadap penularan COVID-19. Ketika keluarga akan mudik, keamanan perjalanan menjadi hal utama yang paling penting untuk diperhatikan guna meminimalisisai risiko terinfeksi atau malah menularkan virus.

Maka dari itu, setiap pemudik diharapkan sudah mendapatkan dua dosis vaksin atau bahkan booster. Pastikan orang-orang yang ikut dalam satu kendaraan atau perjalanan bersama memiliki status imunitas yang sama.

Lalu, bila salah satu anggota keluarga yang akan mudik memperlihatkan gejala kurang enak badan. Diantaranya seperti gejala seperti batuk, pilek, demam, Dicky menyarankan pemudik untuk tidak memaksakan diri berpergian dan menunda perjalanan.

“Pastikan juga bahwa kita tidak ada kontak dengan orang yang positif. Pastikan status dari tiga hal itu bisa tercermin di status PeduliLindungi kita kalau tidak perlu ada surat untuk mempermudah perjalanan, sehingga masalah administrasi bisa terpenuhi,” kata Dicky. 

Bagi pemudik yang pergi membawa lansia dengan komorbid, pastikan bahwa baik diabetes atau hipertensi yang diderita dalam kondisi yang baik.

Begitu pula dengan ibu hamil, harus melakukan pemeriksaan dan telah mengunjungi bidan sebelumnya guna memastikan tidak akan menimbulkan hal-hal buruk di jalan.


Kewaspadaan Diimbangi Patuh Prokes

Dicky mengingatkan kewaspadaan di atas harus diimbangi dengan kepatuhan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak di setiap tempat yang dikunjungi seperti toilet.

“Ini juga harus disertai perilaku dalam masa perjalanan yang lama dalam ruang tertutup kita harus pastikan bila lama di toilet, kalau terpaksa saat transit cari toilet yang bagus. Cari tempat tempat yg tidak banyak kerumunan. 5M itu penting,” ujar dia.

Dicky menyarankan pemerintah untuk benar-benar teliti memastikan setiap transportasi pemudik memiliki sirkulasi udara yang baik dan tidak hanya memeriksa imunitas pemudik saja, tetapi semua petugas yang ada di lapangan.

Dicky juga menyarankan agar setiap petugas tidak menyebabkan terjadinya penumpukan atau antrean panjang saat memeriksa kendaraan. Termasuk mengatur penggunaan toilet yang setidaknya dapat digunakan masing-masing pemudik paling lama 30 menit.

“Di daerah, ini penting untuk pengadaan pemantauan kesehatan pemudik. Bukan hanya masalah status vaksinasinya, harus dibantu kalau baru dua dosis sediakan posko vaksin atau pelayanan kesehatan harus ada kesiapannya di banyak tempat,” kata dia.

Reporter: Intan Umbari Prihatin/Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya