Luhut Tunda Naiknya Harga Tiket Candi Borobudur: Kita Jangan Jadi Bangsa yang Nyinyir

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memutuskan kenaikan tarif Candi Borobudur Rp 750 ribu ditunda.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Jun 2022, 14:05 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2022, 14:05 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok Kemenko Marves)
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok Kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memutuskan kenaikan tarif Candi Borobudur Rp 750 ribu ditunda.

Keputusan itu dibuat usai adanya perdebatan di publik. Selain itu, pihaknya masih akan melakukan evaluasi terkait pengelolaan Borobudur.

"Jadi soal tiket itu saya kira kita hold aja dulu. Kita lihat lagi nanti gimana baiknya," kata Luhut di kompleks parlemen Senayan, Kamis (9/6/2022).

Meski demikian, dia memastikan tarf baru Borobudur tidak terlampau tinggi jika dibandingkan dengan tiket pariwisata dunia.

"Ya kita lihat nanti, kita dengarkan lagi pendapat masyarakat. Tapi itu sudah kita bandingkan dengan seluruh dunia, ya harganya kira-kira segitu," ungkap Luhut.

"Yang lupa diberitahukan adalah dari (harga tiket) itu ada 25 persen untuk anak sekolah, itu hanya bayar 5.000 rupiah," sambungnya.

Oleh karena itu, Luhut meminta masyarakat tidak mencibir dengan keputusan terkait Borobudur. Sebab, keputusan dibuat berdasar studi dan data.

"Jadi kita jangan jadi bangsa yang nyinyir gitu lho," ungkap pria yang pernah menjabat sebagai Menko Polhukam ini.

Luhut juga mengingatkan agar anggota Dewan dan pejabat tidak beraksi berlebih dan mencari panggung dengan cara mengkritik dirinya.

"Saya bilang juga pada DPR, jangan over react apalagi pejabat negara apalagi anggota DPR terus berkomentar, yang sepertinya kita tidak melakukan studi. Kita lakukan studi dengan baik," kata dia.

 

Sandiaga Uno Minta Warga Tak Hanya Fokus Tarif

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membenai index pariwisata dan travel berbagai destinasi di Indonesia.

Hal itu termotivasi dari membaiknya sektor wisata Indonesia selama pandemi Covid-19, serta bakal dikejarnya beberapa indeks internasional yang menilai pariwisata Indonesia yang masih di bawah negara lain.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, dalam UPH Hospitour 2022 di Kabupaten Tangerang.

“Indonesia menempati peringkat 32, naik 12 posisi dari 117 negara di seluruh dunia. Dan kenaikan 12 peringkat ini kita capai di tengah pandemi COVID-19 yang kita lalui dan begitu banyak kendala, tapi ternyata ada beberapa poin yang berhasil kita perbaiki dan tingkatkan," tutur Sandiaga Uno.

Kemudian, jika dilihat di kawasan Asia Pasifik, sektor pariwisata Indonesia juga berhasil masuk deretan 10 besar menempati peringkat ke-8.

 

Ada Pekerjaan Rumah

Namun, ada pekerjaan rumah juga yang harus terus digenjot Kemenparekraf. Yakni, beberapa indikator seperti sosial ekonomi yang masih berada diperingkat 80. Kemudian kesehatan dan kebersihan yang masih berada diperingkat 82, lalu yang terakhir pembenahan infrastruktur pariwisata. Dimana, pada indikator itu, Indonesia berada di posisi terbawah, yakni rangking 91.

Melihat hal tersebut, Sandiaga Uno menyiapkan beberapa cara agar mampu meningkatkan indikator tersebut. Salah satunya dengan memberdayakan para generasi muda, yakni dengan memperdalam pendidikan perihal pariwisata, hingga perbaikan infrastruktur.

"Kita perdayakan anak muda untuk bisa meningkatkan 5 indikator terendah tadi. Dan disini Kemenparekraft pun melakukan kerjasama, salah satunya dengan UPH (Universitas Pelita Harapan)," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya