Sikap Bupati Tangerang soal Anies Singgung Daerah Peyangga Penyumbang Polusi Jakarta

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar angkat bicara soal pernyataan Gubernur DKI Jakarta Gubernur Anies Baswedan soal daerah penyangga juga penyumbang polusi di wilayahnya.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 25 Jun 2022, 10:03 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2022, 10:03 WIB
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. (Foto: Pramita Tristiawati/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar angkat bicara soal pernyataan Gubernur DKI Jakarta Gubernur Anies Baswedan soal daerah penyangga juga penyumbang polusi di wilayahnya.

Menurut dia, seharusnya para kepala daerah bisa duduk bersama menyelesaikan masalah polusi ini.

"Ayo kita duduk bersama, apakah ini indikator dari alat transprotasi, dari motor, atau dari daerah industri, yang menyebabkan kualitas udara buruk, baik itu di Tangerang ataupun Jakarta," kata Zaki, Sabtu (25/6/2022).

Dia juga menegaskan, hasil laporan soal kualitas udara yang buruk itu, harus dilihat pula dari indikator mesin pemeriksa kualitas udara yang terpasang dibeberapa titik.

"Kita juga harus lihat mesin indikator pemeriksa kualitas udara itu, apakah tersimpan ataupun ditempatkan di tempat yang benar, sehingga dia bisa membaca. Lalu, bagaimana pengukuran indikasinya, diukur atau tidak tiap periode," jelas Zaki.

Hal ini karena, dari laporan melalui aplikasi yang dia miliki, pemasangan indkator pengecekan kualitas udara, tidak melulu di daerah industri atau padat transportasi, tapi ada juga di daerah pemukiman.

"Lihat nih, indikator mesin pemeriksa udara yang paling banyak di Jakarta. Kalau di Kabupaten Tangerang, ada beberapa, salah satunya di pemukiman penduduk kawasan Lippo Karawaci. Bisa dilihat juga indeksnya menunjukkan udara disana diatas 151, padahal itu pemukiman penduduk, tidak ada industri dan pergerakan kendaraan bermotor yang tinggi," kata Zaki.

Makanya, dia meminta agar setiap daerah duduk bareng untuk menyelesaikam persoalan tersebut, dan tidak saling menuding asal atau penyumbang polusi udara.

"Bisa saja, dari data tadi, memang mesin indikatornya yang berdebu, jadi mau disana tidak berpolusi tetap saja kualitas udaranya buruk, karena tidak dibersihkan. Makanya, lebih baik kita sama-sama duduk bareng menyelesaikan persoalan ini," tutur Zaki.

 

Pernyataan Anies

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya telah berupaya memperbaiki kualitas udara di DKI Jakarta. Salah satunya dengan penggenjotan uji emisi.

"Apakah Jakarta bersih? Belum. Kita berdekade menyaksikan adanya emisi kendaraan bermotor. Itulah mengapa empat tahun ini kita genjot serius soal tranportasi umum tujuannya untuk mengurangi emisi yang terjadi di kota kita," kata Anies.

Dia menyatakan pihaknya berupaya mengurangi emisi dengan melakukan uji emisi dari kendaraan bermotor. Langkah lainnya, lanjut Anies dilakukan dengan memperbanyak transportasi umum yang ramah lingkungan.

"Kemudian kewajiban mengurangi emisi di kota dengan uji emisi. Uji emisi untuk mengurangi dampak negatif dari kendaraan bermotor yang beroperasi di Jakarta," kata Anies

"Jadi kita lakukan langkah-langkah untuk mengurangi emisi di kota ini dengan tranportasi umum yang dibangun dan alhamdulillah peningkatan penumpangnya tinggi sekali," lanjutnya.

Anies juga mengajak agar masyarakat bijak dalam membaca informasi tentang buruknya kualitas udara Jakarta. Menurut dia penting untuk memahami hasil pengamatan yang dilakukan dengan baik.

"Saya ingin mengajak semua untuk membaca berita dengan kritis bila ada satu hari dimana muncul angka kualitas buruk di hari itu tapi di hari sebelumnya dan di hari sesudahnya itu kita menemukan kondisi yang landai pasti di hari itu ada sesuatu," jelas Anies.

 

Tak Ada Batasan

Anies menjelaskan jika kualitas udara terus memburuk selama dua bulan dan terjadi setiap harinya itu menunjukkan ada kesalahan. Berbeda halnya, apabila kualitas udara hanya memburuk satu hari saja.

"Tapi bila ada satu hari buruk sekali dan hari berikutnya seperti normalnya Jakarta, pasti ada sebuah peristiwa yang terjadi. Itu perlu kita lihat kualitas udara tidak ada pembatasan KTP atau administrasinya," kata Anies.

Namun, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini tak menampik jika adanya emisi yang dihasilkan di Jakarta. Dia memastikan bakal mengatasi persoalan tersebut dengan serius.

"Jadi memang ada emisi di dalam kota dan ada juga pergerakan dari berbagai wilayah. Saya mengajak teman-teman media untuk kritis melihat semua peristiwa saat angkanya sangat tinggi," ujar Anies.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya