Ridwan Kamil Singgung Biaya Pemilu yang Mahal

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai perlu refleksi terhadap penyelanggaraan pemilu hari ini. Terutama masalah mahalnya biaya pemilu pemilihan langsung.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2022, 01:01 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2022, 01:01 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Aula Barat, Gedung Sate, Kamis (21/4/2022) dalam acara Peringatan Hari Kartini Tingkat Provinsi Jabar.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai perlu refleksi terhadap penyelanggaraan pemilu hari ini. Terutama masalah mahalnya biaya pemilu pemilihan langsung.

Awalnya pria yang akrab disapa Kang Emil ini bicara belum sejahteranya masyarakat Indonesia bahkan ketinggalan dari sejumlah negara. Ia menduga ada masalah dalam sistem demokrasi.

"Ada pertanyaan kita merdeka lebih dulu kenapa kesejahteraan tidak setara seperti negara-negara yang disebut. jangan-jangan demokrasi yang kita pilih banyak masalah," kata Kang Emil saat menjadi pembicara di acara 10 Tahun Forum Pemred, di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Berdasarkan pengalamannya bertarung di Pilwalkot dan Pilgub, menjadi kepala daerah memerlukan modal yang besar. Bahkan semua tingkatan dari kabupaten/kota sampai menjadi presiden demokrasi di Indonesia mahal.

"Refleksi ada di situ saya produk demokrasi tanpa pemilihan langsung seorang Ridwan Kamil tidak bisa jadi walikota Bandung jadi gubernur Jabar tapi demokrasi kita mahal sekali ratusan triliun modal kepala desa untuk kampanye untuk bupati wali kota gubernur sampai presiden," ungkap Kang Emil.

Maka itu perlu ditinjau kembali undang-undang terkait kepemiluan. Apakah memang penyebab masalah demokrasi di Indonesia berasal dari aturan mainnya.

"Ini negara paling banyak demokrasi coblosannya. Oleh karena itu kita harus refleksi jangan-jangan demokrasi kita putuskan oleh KPU dan UU itu perlu dikunjungi lagi," kata Kang Emil.

 

Jangan Beri Panggung Hal yang Tak Inspiratif

Sebelumnya, Ridwan Kamil menghadiri acara 10 tahun Forum Pemred, dengan mengusung tema 'Memajukan Pers Menyatukan Bangsa', yang diselenggarakan di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Kang Emil panggilan akrabnya menilai pemimpin redaksi memiliki kekuatan yang luar biasa dalam mempengaruhi opinin. Dia menyebut, orang yang tadinya kanan bisa ke kiri dan kiri bisa ke kanan.

"Sehingga tantangan masa depan adalah mengurus yang ribut di dapur dan pertengkaran. Jadi saya titip ke depan narasi-narasi yang mempersatukan, kurangi politik identitas yang tidak perlu fokus pada prestasi kurangi pada hal-hal yang saya kira merusak NKRI," kata Kang Emil, saat diwawancarai, Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, dia pun meminta, agar pemberitaan tidak membuat resah masyarakat. Dan tidak memberikan panggung kepada hal-hal yang tidak menginspirasi.

"Harapannya Jawa Barat juga yang kondusif ingin damai, ingin konser lagi, pariwisata lagi dan lain sebagainya jangan diganggu oleh berita-berita yang sifatnya meresahkan," tegasnya.

 

Banyak Tokoh

"Saya titip ke media jangan memberi panggung hal-hal yang menurut saya tidak ada inspirasinya. Kalau itu dilakukan negara ini bisa melesat," tambahnya.

Turut hadir pula dalam acara Forum Pemred diantaranya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyoni (AHY), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain itu turut hadir Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya