Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menggelar seminar daring 'Sosialisasi Analog Switch Off (ASO) dan Seremoni Penyerahan Set Top Box (STB) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Bersama Komisi I DPR RI', Jumat (25/11/2022).
Seminar daring ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan; Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Mimah Susanti dan Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti.
Baca Juga
Sistem Peringatan Dini Melalui TV Digital, Langkah Baru Indonesia Hadapi Bencana dan Minimalisasi Korban
Transformasi TV Digital Indonesia Bawa Perubahan Besar, Bukan Sekadar Usir Semut di Layar Televisi
Sebarkan Informasi Dini Bencana Lewat Jaringan TV Digital, Menkominfo: Jangkau 76% Populasi Indonesia
"Transisi Analog Switch Off atau ASO menuju pemberlakuan TV digital menjadi bentuk pemerataan digitalisasi di seluruh Indonesia. Juga amanat dari Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang harus dipenuhi mulai 2 November 2022," kata Muhammad Farhan.
Advertisement
Muhammad Farhan menambahkan, dengan migrasi ke digital maka terdapat efisiensi frekuensi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
"Ada 30 persen efisiensi yang lebih besar dan ruang frekuensi tersebut dimanfaatkan untuk menambah kecepatan dan kapasitas koneksi internet di Indonesia," imbuhnya.
"Kita sedang menghadapi era digitalitasi. Kita membutuhkan banyak ruang-ruang untuk peningkatan kapasitas ini di seluruh ruang-ruang Indonesia baik secara virtual maupun di ruang fisik dengan membangun pusat data nasional dan lain-lainya. Yang juga penting, transisi dari analog ke digital ini merupakan amanat UU tentang Cipta Kerja yang harus dipenuhi," kata Farhan.
Pentingnya Digitalisasi Penyiaran
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti menguraikan pentingnya digitalisasi penyiaran.
"Pertama, ada kepentingan publik untuk memperoleh penyiaran yang berkualita. Kedua, efisiensi penggunaan frekuensi guna mendorong ekonomi digital dan industri di era 4.0," ujarnya.
Rosarita Niken Widiastuti menambahkan, tersedia digital dividen untuk alokasi frekuensi broadband 5G yang akan digunakan.
"Urgensi berikutnya adalah menghindari sengketa dengan negara-negara tetangga yang disebabkan intervensi spektrum frekuensi di wilayah-wilayah perbatasan," imbuh Rosarita Niken Widiastuti.
Sehingga, menurutnya migrasi ke penyiaran digital ini adalah keharusan di era sekarang ini. Sebenarnya, Indonesia tertinggal dari kawasan negara ASEAN lainnya yang sudah lebih dahulu memberhentikan TV analog jadi ketertinggalan ini harus segera diatasi.
Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Mimah Susanti yang hadir pada 'Sosialisasi Analog Switch Off (ASO) dan Seremoni Penyerahan Set Top Box (STB) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Bersama Komisi I DPR RI' menyebutkan siaran tv digital membuka ruang untuk meningkatkan kualitas tayangan baik secara kualitas acara maupun siaran.
Kominfo RI dan DPR RI secara aktif melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis.
Juga untuk mendorong masyarakat menggunakan TV Digital serta memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, terkait pembangunan infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Kementrian Kominfo.
Acara ini juga sebagai upaya untuk mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.
Advertisement