Hasto Kristiyanto Ingatkan Anak Muda untuk Menguasai Iptek

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, seorang pemimpin harus dibangun dari tingkat intelektualnya, sehingga tak asal dalam menentukan suatu arah masa depan bangsa.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2022, 15:09 WIB
Diterbitkan 21 Des 2022, 15:08 WIB
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam acara bedah buku yang berjudul "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" di Universitas Terbuka Convention Center, Pamulang, Tangerang Selatan. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, seorang pemimpin harus dibangun dari tingkat intelektualnya, sehingga tak asal dalam menentukan suatu arah masa depan bangsa.

Hal ini disampaikan saat dirinya hadir dalam acara bedah buku yang berjudul "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" di Universitas Terbuka Convention Center, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (21/12/2022).

"Buku ini mengajarkan kita bahwa kita belajar menjadi pemimpin harus didasari oleh jalan intelektual. Tak ada pemimpin bangsa mendesain masa depan diri dan bangsanya tanpa terlebih dahulu membaca buku, berdiakektika dalam alam pikir, membenturkan dengan persoalan bangsa, dan membangun daya imajinasi masa depan. Tradisi intelektual Soekarno-Hatta juga sama," kata Hasto.

Menurut dia, dalam buku tersebut juga mengingatkan kemampuan melihat masa depan akibat pembelajaran mendalam atas sejarah bangsa, bagaimana dunia bergerak, lewat buku-buku.

Pelajaran selanjutnya adalah soal falsafah merdeka belajar, bahwa mahasiswa dan anak muda Indonesia harus keluar dari menara gading intelektual yang elitis dan di awang-awang. Bahwa pendidikan harus dipastikan benar-benar membumi untuk menjawab persoalan yang dihadapi rakyat.

"Dengan buku ini, terbangun spirit agar kita membedah masalah hidup kita dengan ilmu. Kalau teman mahasiswa mampu galang ide, imajinasi, dan spirit, maka anda akan mampu merumuskan bagaimana masa depan diri sendiri, bangsa dan negara anda," urai Hasto.

"Alangkah hebatnya jika kampus bisa menggembleng mahasiswanya agar kuasai iptek, karena itulah jalan terbaik bagi kemajuan bangsa. Tak ada jalan terbaik kemajuan bangsa tanpa mengusai iptek yang membumi," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pendidikan Harus Bisa Membebaskan

Hasto menuturkan, buku tersebut mengajarkan mengenai dedication of life bagi bangsa dan negara.

Dengan mempelajari Soekarno-Hatta, mahasiswa diharap bisa mentradisikan kepemimpinan intelektual dengan membaca buku, diskusi, percobaan ilmiah yang kokrit.

“Sehingga lewat kampus, kita siapkan masa depan Indonesia Raya,” imbuh Hasto.

Hasto juga menyinggung soal filosofi merdeka belajar yang juga dibahas di buku itu. Menurutnya, pendidikan merdeka adalah intisari dari upaya panjang mengapa Indoenesia harus merdeka. Yakni bagaimana pendidikan pada ujungnya harus bisa membebaskan rakyat dari segala permasalahan.

“Inti sari dari seluruh tulisan tentang filosofi merdeka belajar, Islam dan nasionalisme, gotong royong, kebudayaan membangun karakter bangsa, bagaimana membangun masa depan; itu semua berakar bahwa ilmu pengetahuan bagi para pendiri bangsa khususnya Bung Karno dan Bung Hatta, Itu dipakai untuk kemanusiaan,” ujar Hasto.

“Kalau perguruan tinggi tidak menggunakan seluruh privilage penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ini akan di awang-awang. Maka pendidikan ini harus dibumikan dalam menyelesaikan seluruh persoalan rakyat dalam meraih masa depan,” pungkasnya.

 


Pancasila Jadi Landasan Hidup

Rektor Universitas Terbuka, Prof Dr Ojat Darojat menyatakan buku tersebut memberikan ruang pendalaman pembelajaran terhadap bagaimana supaya Pancasila sebagai ideologi negara, menjadi landasan hidup yang benar dapat dipertahankan dan diwariskan lintas generasi.

“Oleh karena itu para rektor menganggap penting ada langkah yang dilakukan, terrmasuk dengan para rektor menuliskan gagasan dari berbagai perspektif dan jadi referensi penting dan warna sejarah perjalanan bangsa ke depan,” kata Ojat.

Menurutnya, buku itu juga sebagai upaya para rektor berbagi ilmu pengetahuan (knowledge sharing), referensi bagi kita agar dapat paham dan implementasikan nilai luhut bangsa, agar jadi ciri bangsa Indonesia membangun peradaban bangsa kita ke depan,” kara Ojat.

Sementara, Wakil Ketua BPIP Dr Karjono berharap agar pengembangan iptek di Indonesia konsisten pada haluan ideologi Pancasila. Dia pun menitipkan pesan agar kalangan kampus untuk ikut kerja dan bisa bersatu.

"Artinya kerja, keras, kerja, lebih keras dan kerja lebih keras lagi. Kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas. Dengan tuntas dan kerja prioritas," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya