Cuaca Indonesia Hari Ini Sabtu 12 Agustus 2023: Mayoritas Cerah Berawan hingga Malam Nanti

Beranjak siang, wilayah Indonesia yang diperkirakan bakal BMKG turun hujan adalah Tanjung Pinang, Ambon, Manokwari, dan Kota Medan. Sementara, kota-kota lainnya dominan cerah berawan.

oleh Maria Flora diperbarui 12 Agu 2023, 07:47 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2023, 07:47 WIB
Ilustrasi Cuaca Jakarta Cerah Berawan
Ilustrasi Cuaca Jakarta Cerah Berawan

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah dan cerah berawan kembali menyelimuti mayoritas kota-kota besar di Indonesia, Sabtu (12/8/2023). Meski demikian, ada sejumlah titik dilaporkan berawan, hujan hingga cuaca berasap. Seperti yang terjadi di Kota Banjarmasin pagi hari ini.

Cuaca berkabut juga dilaporkan BMKG bakal terjadi di Pekanbaru, sedangkan hujan dengan intensitas ringan turun di wilayah Tarakan. 

Beranjak siang, wilayah Indonesia lainnya yang diperkirakan bakal BMKG turun hujan adalah Tanjung Pinang, Ambon, Manokwari, dan Kota Medan. Sementara, kota-kota lainnya dominan cerah berawan.

Begitu pun malam hari, BMKG mengungkap mayoritas cuaca hari ini di wilayah Indonesia cerah berawan. 

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi   Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Denpasar  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Bengkulu   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Yogyakarta  Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat  Cerah  Cerah Berawan  Cerah 
 Gorontalo  Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
Jambi Berawan Berawan Berawan
Bandung Cerah Cerah Cerah
Semarang Cerah Berawan Cerah Cerah Berawan
Surabaya Cerah Cerah Cerah
Pontianak Cerah Cerah Berawan Cerah
Banjarmasin Asap Cerah Berawan Cerah
Palangkaraya Berawan Berawan Berawan
Samarinda Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan
Tarakan Hujan Ringan Cerah Berawan Cerah Berawan
 Pangkal Pinang  Cerah  Cerah Berawan  Cerah
Tanjung Pinang Berawan Hujan Ringan Cerah Berawan
Bandar Lampung Cerah Berawan Cerah Cerah Berawan
Ambon Berawan Hujan Ringan Berawan Tebal
Ternate Cerah Cerah Berawan Cerah Berawan
Mataram Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Kupang Cerah Cerah Berawan Cerah Berawan
Kota Jayapura Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Manokwari Berawan Hujan Ringan Berawan
Pekanbaru Kabut Berawan Hujan Ringan
Mamuju Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Makassar  Cerah Cerah Berawan
Kendari Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Manado  Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan
Padang Cerah Berawan Berawan Berawan
Palembang Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
 Medan  Cerah Berawan  Hujan Sedang  Hujan Sedang

BMKG Prediksi Puncak El Nino pada Agustus-September, Dampaknya Mulai Terasa

Ilustrasi Liputan Khusus El Nino
Ilustrasi Liputan Khusus El Nino

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi puncak terjadinya El Nino pada Agustus-September 2023. BMKG pun mengingatkan semua pihak terkait dampak yang ditimbulkan fenomena El Nino yang mulai terasa.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, El Nino sesuai hasil prediksi sudah mulai terjadi di Indonesia sejak Juli. Akan tetapi, sesuai hasil prediksi juga, ia menuturkan, El Nino masih lemah pada awal Juli.

Dwikorita menuturkan, dalam hal ini dampak El Nino pada awal Juli masih kurang signifikan atau kurang terasa karena El Nino masih lemah. Demikian mengutip dari Antara, Kamis 20 Juli 2023.

Namun, beberapa hari lalu, sesuai hasil prediksi, indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah mulai menjadi moderat.

“Ini baru mulai menjadi moderat. Makanya kami terus gencar mengimbau, mengingatkan, dengan El Nino yang semakin moderat atau semakin menguat, tentunya dampaknya akan menguat juga,” ujar dia.Advertisem


Dampak El Nino

Sungai Ciliwung
BMKG mencatat pada Juli jika indeks El Nino mencapai 1,01 dengan level moderate. Untuk IOD disebutkan telah masuk level index positif. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dwikorita menuturkan, puncak terjadinya El Nino akan berlangsung pada Agustus-September. Hal itu akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada 2020, 2021, dan 2022.

Ia menuturkan, jika kondisinya semakin kering, dampak lanjutnya adalah lahan dan hutan menjadi mudah terbakar.

“Itu yang harus diantisipasi, dicegah, jangan mudah membuang puntung rokok atau menyulut di lahan atau di hutan,” tutur dia.

Dia mengatakan, El Nino juga berdampak ke petani karena air semakin kurang sehingga  sektor pertanian akan terganggu.

Dengan demikian, BMKG sejak awal 2023 sudah melakukan persiapan, salah satunya dengan menggelar Sekolah Lapangan Iklim bagi petani agar dapat beradaptasi selama terjadinya El Nino dengan menyesuaikan pola tanam.

“Tentunya kami bekerja sama dengan dinas-dinas pertanian di berbagai daerah di Indonesia,” ujar dia.   

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya