Titik Balik Nasib Indah, Pernah di PHK saat Pandemi, Kini Jadi Pengusaha Katering Beromzet Puluhan Juta

Pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini tiga tahun telah banyak mengubah sisi kehidupan umat manusia, salah satunya Sri Indah Dwi Mulyani, wanita asal Solo, Jawa Tengah.

oleh Gilar Ramdhani pada 30 Nov 2023, 19:25 WIB
Diperbarui 30 Nov 2023, 19:25 WIB
Titik Balik Nasib Indah, Pernah di PHK saat Pandemi, Kini Jadi Pengusaha Katering Beromzet Puluhan Juta
Sri Indah Dwi Mulyani, wanita asal Solo, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Solo Pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini tiga tahun telah banyak mengubah sisi kehidupan umat manusia. Roda ekonomi berhenti berputar, berbagai sektor usaha turut gulung tikar dan membuat orang - orang yang menggantungkan hidupnya terpaksa dirumahkan atau phk tanpa uang pesangon yang seharusnya diterima.

Situasi tersebut turut dirasakan oleh Sri Indah Dwi Mulyani, wanita asal Solo, Jawa Tengah. Rasa sedih dan kecewa bercampur. Kendati hanya sebagai pramusaji di sebuah tempat wisata dan harus berhenti, namun pendapatan setiap bulan yang ia dapatkan menjadi tumpuan keluarga dan membantu suami. 

“Situasi menyedihkan saat itu dan pandemi mengubah hidup saya karena terpaksa diberhentikan. Saat itulah saya cari cara apa yang harus dilakukan untuk membantu pendapatan suami dan keluarga?” ujarnya.

Saat bekerja ia hanya mendapatkan upah Rp 1,3 juta per bulan, karena kondisi tersebut ia pun tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH).

Jajal Usaha Katering

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Titik Balik Nasib Indah, Pernah di PHK saat Pandemi, Kini Jadi Pengusaha Katering Beromzet Puluhan Juta
Sri Indah Dwi Mulyani, wanita asal Solo, Jawa Tengah.

Tak mudah untuk bangkit dan perlu waktu untuk memulai sebab sebelumnya menghabiskan hari-harinya untuk bekerja. Hingga suatu saat ia mencoba usaha katering mengingat ada peluang kerja sama dengan tempat-tempat wisata yang perlahan terus tumbuh.

“Memulai usaha katering bukan perkara mudah mengingat tidak memiliki pengalaman, berbekal dengan dukungan suami saya mencoba memasak dengan beberapa menu dan harga yang terjangkau pelanggan,” katanya.

Melewati berbagai rintangan menjalani usaha katering, pelanggan dan pesanan terus berdatangan hingga pendapatan terus meningkat dan waktu bersamaan membuat kebutuhan peralatan tidak bisa hindari. 

“Seiring usaha katering meningkat kebutuhan peralatan selama ini harus menyewa dan uangnya seharusnya jadi keuntungan. Lalu, setelah diasesmen mendapatkan program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), ” ucapnya.


Didukung Program PENA dari Kemensos

Berkat dukungan PENA, usaha katering semakin berkembang hingga pendapatan berkali-kali lipat yang sebelumnya tidak terbayang. Untuk mendukung usaha katering rumah pun berhasil disulap menjadi bagus.

“Hingga bulan ini, usaha katering per bulan beromzet lebih dari 10 kali lipat berkisar Rp 30-40 juta perbulan dengan pendapatan bersih 10 persen dan sudah cukup menutup kebutuhan keluarga,” ucap Indah. 

Dengan pendapatan yang lebih dari cukup itulah, Indah berterima kasih kepada Kementerian Sosial melalui program PENA yang telah mensuport usaha katering dan ia menyatakan mandiri dari bantuan pemerintah. 

“Dari bantuan peralatan saya tidak sewa lagi, usaha katering terus maju dan pendapatan meningkat, bisa membuka lapangan kerja bagi tetangga sekitar, serta memiliki waktu yang bisa diatur sendiri. Karena itu, saya pun mantap siap digraduasi,” katanya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya