Keistimewaan Doa Malam Isra Miraj 27 Rajab yang Bisa Kamu Amalkan Hari Ini, Rabu 7 Februari 2024

Pada malam Isra Miraj 27 Rajab, ada amalan doa yang dapat dibaca umat Islam. Doa ini memiliki keistimewaan yaitu segala hajat atau keingian yang diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Feb 2024, 19:17 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2024, 19:15 WIB
Pada malam Isra Miraj 27 Rajab, ada amalan doa yang dapat dibaca umat Islam. Doa ini memiliki keistimewaan yaitu segala hajat atau keingian yang diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Pada malam Isra Miraj 27 Rajab, ada amalan doa yang dapat dibaca umat Islam. Doa ini memiliki keistimewaan yaitu segala hajat atau keingian yang diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Pada bulan Rajab ini, ada salah satu peristiwa penting yaitu Isra Miraj. Momen Isra Miraj tersebut merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam.

Mengapa begitu? Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Saat Isra Miraj, Allah SWT memperjalankan Nabi Muhammad dari Masjidilharam Makkah, menuju Masjidil Aqsha Paletina.

Kemudian Nabi Muhammad pergi melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin dengan mengendarai Buraq.

Isra Miraj diperingati setiap tanggal 27 Rajab di kalender Hijriah. Dan pada tahun 2024 ini, Isra Miraj jatuh pada Kamis 8 Februari 2024 mendatang.

Pada malam Isra Miraj 27 Rajab, ada amalan doa yang dapat dibaca umat Islam. Doa ini memiliki keistimewaan yaitu segala hajat atau keingian yang diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT, melansir NU Online, Rabu (7/2/2024).

Oleh karena itu, alangkah baiknya umat Islam tidak melewatkan amalan ini, yang hanya ada pada satu momentum dalam setahun, yakni pada Rabu malam (7/2/2024) Kamis ini.

Keistimewaan amalan doa tersebut sebagaimana dikemukakan Ustaz Sunnatullah dalam tulisannya yang berjudul 'Doa Malam Isra Miraj 27 Rajab untuk Kabulkan Segala Hajat'.

Dengan mengutip kitab karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin Hasan al-Halabi al-Qadiri, Ustaz Sunnatullah menegaskan bahwa doa itu memiliki khasiat yang sangat besar.

مَنْ قَرَأَ بِهَذَا الدُّعَاءِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْ رَجَبَ ثُمَّ يَسْأَلُ الله حَاجَتَهُ فَاِنَّهَا تُقْضَى بِاِذْنِ اللهِ Artinya:

"Barang siapa yang membaca doa ini pada malam 27 Rajab, kemudian meminta kepada Allah (untuk dipenuhi) kebutuhannya, maka akan dipenuhi kebutuhannya dengan izin Allah." (Abdullah al-Halabi, Nurul Anwar wa Kanzul Abrar fi Dzikris Shalati ‘alan Nabi al-Mukhtar, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 38).

 

Doa yang Dibaca

Ilustrasi doa
Ilustrasi doa. (Photo by Rachid Oucharia on Unsplash)

Ada pun doanya adalah sebagai berikut.

اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمُشَاهَدَةِ أَسْرَارِ الْمُحِبِّيْنَ، وَبِالْخَلْوَةِ الَّتِي خَصَّصْتَ بِهَا سَيِّدَ الْمُرْسَلِيْنَ حِيْنَ أَسْرَيْتَ بِهِ لَيْلَةَ السَّابِعِ وَالْعِشْرِيْنَ أَنْ تَرْحَمَ قَلْبِيَ الْحَزِيْنَ وَتُجِيْبَ دَعْوَتِيْ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

Allāhumma innī as’aluka bi musyāhadati asrāril muhibbīn, wa bil khalwatil latī khashshashta bihā sayyidal mursalīn hīna asraita bihī lailatas sābi’i wal ‘isyrīn an tarhama qalbiyal hazīna wa tujība da‘watī yā akramal akramīn.

Artinya:

"Ya Allah, dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia orang-orang pecinta, dan dengan kemuliaan khalwat (menyendiri) yang hanya Engkau khususkan kepada pimpinan para rasul, ketika Engkau memperjalankannya pada malam 27 Rajab, sungguh aku memohon kepada-Mu agar Kau merahmati hatiku yang sedih dan Kau mengabulkan doa-doaku, wahai Yang Maha Memiliki kedermawanan."

Ustaz Sunnatullah dalam artikel yang sama lebih jauh memaparkan bahwa selain keistimewaan doa tersebut dapat memenuhi hajat, juga bisa melapangkan urusannya dan menghidupkan hatinya ketika hati-hati manusia sudah mulai mati.

Pernyataan ini didasarkan pada pendapat Syekh Abdurrahman bin Abdussalam as-Syafi’i (wafat 893 H) dalam salah satu kitabnya, Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafaiz.

 

Cara mengamalkan

Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam
Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)

Doa malam Isra Miraj tidak langsung dibaca seketika. Melainkan harus didahului dengan salat sunah dan selawat.

Pertama, melaksanakan salat sunah dua rakaat sebagaimana salat sunah pada umumnya. Kemudian membaca surat Al Ikhlas setelah membaca surat Al Fatihah di rakaat pertama dan kedua.

Kedua, membaca selawat kepada Nabi Muhammad sebanyak 10 kali. Ketiga, membaca doa tersebut, kemudian menyebutkan segala hajat-hajatnya.

Sebelumnya, salah satu peristiwa spektakuler yang terjadi di bulan Rajab ialah Isra dan Miraj. Peristiwa ini terjadi pada Senin, 27 Rajab 621 M. Adapun 27 Rajab Tahun 1445 H bertepatan dengan Kamis, 8 Februari 2024.

Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW di malam hari bersama Malaikat Jibril dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) dengan mengendarai buraq.

Sedangkan Miraj ialah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa naik ke langit tujuh yang disebut sebagai Sidratul Muntaha yang merupakan tempat yang tertinggi.

Dalam peristiwa Isra Mi'raj inilah, Rasulullah SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan sholat wajib 5 kali dalam sehari semalam. Sebenarnya, awal mulanya perintah shalat ini sebanyak 50 kali.

Ketika Rasulullah SAW bertemu Nabi Musa AS, maka Nabi Musa menyarankan agar meminta keringanan kepada Allah. Pasalnya, menurut Nabi Musa AS, umat Rasulullah SAW tidak akan mampu melaksanakan shalat 50 kali.

Singkat cerita, Allah SWT mengabulkan permintaan Rasulullah SAW dan akhirnya perintah sholat wajib menjadi 5 kali dalam sehari semalam, yaitu Isya, Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib.

Selain kisah risalah sholat lima waktu dalam peristiwa Isra Miraj, ada kisah menarik yang jarang kita ketahui.

Ternyata, di balik peristiwa Isra Mi’raj ini tak lepas dari rasa cemburu langit kepada bumi karena di bumi terdapat manusia paling mulia dan penghulunya para Nabi dan Rasul, yaitu Muhammad SAW.

 

Saling Klaim Dirinya Paling Mulia

Ilustrasi Peristiwa Isra’ dan Mi’raj (Sumber: Bersamadakwah)
Ilustrasi Peristiwa Isra’ dan Mi’raj (Sumber: Bersamadakwah)

Melansir pacipnuippnupalang.or.id ada sebuah kisah atau penjelasan lain, bahwasanya dalam peristiwa tersebut juga terjadi dialog antara langit dan bumi yang mengklaim paling mulia, sehingga berharap agar dikunjungi oleh ciptaan Allah SWT yang paling mulia pula, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Dialog antara langit dan bumi ini, seperti dikatakan oleh Syekh Utsman Ibn Hasan al-Khoubawy dalam kitabnya Durrotun Nasihin, merupakan musabab terjadinya Mi’raj Nabi SAW. Dalam kitab tersebut dijelaskan dialog antara langit dan bumi yang saling mengklaim paling mulia sebagaimana berikut:

“Aku lebih baik darimu (langit), karena Allah SWT telah menghiasiku dengan hamparan pulau, lautan, sungai, pepohonan, pegunungan dan lain sebagainya,” kata Bumi.

Maka, berkatalah langit, “aku lebih baik darimu (bumi), karena matahari, bulan, bintang, falaq (garis edar), buruj (gugusan bintang), arsy (singgasana-Nya), kursy (kekuasaan-Nya) dan surga berada padaku.”

Seolah tak mau kalah, Bumi kemudian membalas, “dan padaku ada Baitullah (Ka’bah) yang selalu diziarahi dan digunakan untuk melaksanakan ibadah thawaf oleh seluruh para Nabi dan Rasul, ulama, ahli hukum, para pembesar dan orang-orang yang beriman.”

Sejurus kemudian, langit berkata, “dan padaku ada Baitil Ma’mur, yang digunakan thawaf oleh seluruh malaikat, dan padaku ada surga yang menjadi tempat para arwah Nabi dan Rasul, ulama yang mengamalkan ilmunya, para hukama, para pembesar dan orang-orang saleh.”

 

Langit Terdiam Ketika Bumi Tunjukan Makhluk Termulia Berada di Atasnya

[Bintang] Isra Miraj
Ilustrasi Isra Miraj. (via. officeholidays.com)

Maka bumi pun menjawab, “sesungguhnya pemimpin para Rasul dan penutup para Nabi, kekasih rabbil alamin berada padaku, dan syari’atnya berjalan di atasku.”

Ketika mendengar jawaban tersebut, langit terdiam dan tidak mampu menjawab. Ia lantas mengadu kepada Allah SWT, “Ya Allah, Engkau Maha mengijabah doa hamba yang butuh ketika berdoa, kini aku tak mampu menjawab bumi. Maka aku mohon agar Engkau sudi menaikkan Nabi Muhammad SAW padaku, sehingga aku bisa berbangga kepada bumi dengan Mi’rajnya Nabi SAW.”

Allah SWT kemudian mengabulkan permintaan langit dan memberikan wahyu kepada malaikat Jibril, tertanggal malam 27 Rajab. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat Jibril, “wahai Jibril, bawalah padaku Nabi Muhammad SAW.”

Jibril lalu bergegas bersama Mikail ke Surga. Sewaktu tiba di surga, keduanya melihat 40.000 Buraq sedang memakan rumput surga, tetapi Jibril dan Mikail melihat satu Buraq yang selalu menundukkan kepalanya dan menangis dengan air mata yang deras karena sangat merindukan Rasulullah SAW.

Infografis Penodaan Agama (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Penodaan Agama (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya