Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar

BNPB terus mendorong pencarian dan pertolongan terhadap korban jiwa terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi dan longsor di Sumbar. Status tanggap darurat bencana diberlakukan 14 hari.

oleh Anri SyaifulDevira PrastiwiAbdillah diperbarui 15 Mei 2024, 09:04 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 09:04 WIB
Banner Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Foto: AP Photo)
Banner Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Foto: AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Banjir lahar dingin menerjang sejumlah wilayah di kaki Gunung Marapi, Sumatera Barat atau Sumbar pada Sabtu malam 11 Mei 2024. Wilayah terdampak banjir lahar dingin dan tanah longsor meliputi Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Panjang, dan Kota Padang.

Pemerintah pun turun tangan. Melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB terus mendorong pencarian dan pertolongan terhadap korban jiwa terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi dan longsor di Sumbar.

"Langkah penanganan darurat yang diambil pada bencana kali ini di antaranya pemulihan akses jalan darat dari daerah terdampak dengan alat berat, pembersihan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan OPD ( Organisasi Perangkat Daerah) terkait," kata Kepala BNPB Suharyanto, Senin 13 Mei 2024.

Berdasarkan laporan yang dihimpun BNPB hingga Selasa 14 Mei 2024, jumlah korban jiwa yang meninggal dunia akibat longsor dan banjir Sumbar tercatat menjadi 50 orang. Sedangkan 27 orang dilaporkan hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.396 jiwa mengungsi.

"Adapun rincian dengan korban meninggal dunia di antaranya Kota Padang Panjang 2 orang, Kabupaten Agam 20 orang, Kabupaten Tanah Datar 19 orang, Kota Padang 1 orang, Kabupaten Padang Pariaman 8 orang," Kepala BNPB menambahkan.

BNPB juga memberlakukan status tanggap darurat bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi dan tanah longsor di Sumbar selama 14 hari ke depan. Status ini berlaku sejak Senin 13 Mei 2024.

Kendati demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengingatkan potensi banjir lahar dingin susulan Gunung Marapi Sumbar yang masih mengancam. Bahkan, dampaknya diprediksi lebih besar dari sebelumnya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun mengimbau masyarakat dan petugas tim gabungan penanganan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan. Terutama hingga 22 Mei 2024 mendatang.

Bagaimana penanganan bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi dan longsor di Sumbar? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar

Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Penanganan Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Infografis Penanganan Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Penanganan Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya