Persiapan Jelang HUT RI di IKN, Pemerintah Bantah Pakai Pawang Hujan dari Banyuwangi

Pemerintah memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendukung pembangunan dan persiapan hingga berlangsungnya upacara HUT ke-79 RI di IKN, Kalimantan Timur.

oleh Nafiysul QodarTim News diperbarui 10 Agu 2024, 14:46 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 14:46 WIB
Kesiapan IKN Menggelar Upacara Peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia
Sejumlah persiapan dan pembangunan infrastruktur masih terus dikerjakan. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah membantah menggunakan pawang hujan untuk membuat wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim) cerah jelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus mendatang.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong mengatakan, pemerintah memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah IKN untuk mendukung pembangunan dan persiapan hingga berlangsungnya upacara HUT RI.

"Jadi memang dipersiapkan rekayasa cuaca. Perlu kami sampaikan bahwa adanya informasi mengenai permintaan ke salah satu pawang hujan dari Banyuwangi itu hoaks. Kami ini menggunakan metode ilmiah dan juga teknologi untuk rekayasa cuaca di IKN," kata Usman, dikutip dari Antara, Sabtu (10/8/2024).

Usman menyebutkan, rekayasa cuaca perlu dilakukan mengingat curah hujan di wilayah IKN dalam beberapa waktu terakhir cukup tinggi. Bahkan saat ia berkunjung ke IKN untuk memantau jalannya persiapan upacara dan perayaan HUT ke-79 RI pada Kamis 8 Agustus 2024 lalu, hujan turun cukup deras sehingga sempat membuat perjalanannya tertunda.

Oleh karena itu, kata Usman, rekayasa cuaca perlu dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah dimiliki lewat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Jadi tidak benar ya bahwa ada permintaan dari PUPR atau pemerintah kepada salah satu pawang hujan untuk melakukan rekayasa cuaca," katanya.

Meski begitu, dia menegaskan bahwa infrastruktur di lokasi upacara HUT ke-79 RI sudah dibuat kondusif menghadapi curah hujan tinggi. Menurutnya, lokasi upacara sudah dirancang agar tidak ada air yang menggenang atau becek apabila turun hujan.

"Jalur yang disiapkan itu bisa dipastikan tidak becek dan tidak ada genangan air. Kemarin saat berkunjung ke sana bersama para pemimpin redaksi dari media-media memantau persiapan HUT ke-79 RI pun aman ya tidak becek," ucap Usman Kansong menandaskan.

BNPB Gencar Modifikasi Cuaca di IKN

Kebakaran Hutan
Ada 2 pesawat tambahan untuk perkuatan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca/hujan buatan di Pekanbaru menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Riau. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto sebelumnya menyebut bahwa operasi teknologi modifikasi cuaca yang bergulir selama 10 hari terakhir di kawasan IKN, Kalimantan Timur telah membantu aktivitas pengerjaan konstruksi selesai sesuai target.

"Kami ingin memastikan operasi teknologi modifikasi cuaca yang digelar oleh BNPB sudah 10 hari yang lalu ini berjalan lancar dan paling sudah 99 sorti," kata Suharyanto di sela peninjauan area lahan pembangunan kantor pusat BNPB di IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Sabtu (3/8/2024).

Sorti yang dimaksud berupa jumlah penerbangan pesawat Cessna dari Base Ops di Bandara APT Pranoto Samarinda dengan membawa 1 ton bahan NaCl (natrium klorida) atau yang juga dikenal dengan garam dapur, atau halit.

Senyawa kimia tersebut kemudian disemai di bibit awan hujan dengan tujuan meredistribusi curah hujan di sekitar area pengerjaan konstruksi IKN.

"Kalau kita lihat cuaca hari ini, Alhamdulillah enak ya, tidak terlalu hujan, tapi tidak terlalu panas, sehingga praktis mendukung target pengerjaan IKN," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Pihaknya juga sudah menggelar rapat koordinasi dengan Otoritas IKN terkait beberapa permintaan atas kesiapan menghadapi bencana meteorologi basah dan sudah koordinasi tindakan.

BMKG Klaim Berhasil Tekan Hujan hingga 97 Persen

Kementerian PUPR, BMKG, BRIN, dan TNI AU bekerja sama  melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menjaga debit tampungan air bendungan. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR, BMKG, BRIN, dan TNI AU bekerja sama melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menjaga debit tampungan air bendungan. (Dok Kementerian PUPR)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. OMC dilakukan sejak Juli 2024 selama 24 jam.

Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, OMC dilakukan untuk mendukung percepatan pembangunan sejumlah infrastruktur, di antaranya Istana Kepresidenan, Bandar Udara VVIP IKN, dan Jalan Tol menuju kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara.  

"Alhamdulillah operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan BMKG sejak Juli lalu berhasil mengurangi kejadian hujan yang turun hingga 97 persen, sementara 3 persennya adalah hujan yang masih terjadi namun lebih bersifat lokal dengan intensitas ringan dan durasi yang singkat, yaitu berkisar 1 jam," ungkap Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari situs bmkg.go.id, Senin (5/8/2024).

Dwikorita mengatakan, keberhasilan OMC ini membuat proses pengerjaan berbagai proyek di IKN dapat berjalan dengan maksimal dan optimal.

Dukungan BMKG dalam pembangunan IKN, lanjut Dwikorita, juga mencakup penyediaan sejumlah data dan informasi mengenai cuaca dan iklim yang dimanfaatkan instansi lain untuk berbagai kegiatan pembangunan di IKN.

 

Modifikasi Cuaca Dilakukan 24 Jam Non-Stop

Kementerian PUPR, BMKG, BRIN, dan TNI AU bekerja sama  melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menjaga debit tampungan air bendungan. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR, BMKG, BRIN, dan TNI AU bekerja sama melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menjaga debit tampungan air bendungan. (Dok Kementerian PUPR)

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengatakan sebelumnya, pada periode 4-18 Juli, rasio keberhasilan OMC hanya mencapai 70 persen, (29 jam hujan dari total 186 jam operasional).

Namun, pada periode selanjutnya, yaitu periode 19 Juli - 2 Agustus rasio keberhasilan mencapai 97 persen (hanya 6 jam hujan dari total 354 jam operasional).

Operasi modifikasi cuaca, kata dia, dilaksanakan selama 24 jam non-stop tanpa henti dengan tujuan agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kawasan Inti, dan Kawasan Penyangga dapat dikurangi.

"Ada tiga pesawat, yaitu 1 unit Casa 212 - 200 milik TNI Angkatan Udara dan 2 unit Cessna Caravan 208B milik PT Smart Cakrawala Aviation yang digunakan untuk mencegat awan hujan masuk di kawasan IKN yang diterbangkan dari Samarinda dan Balikpapan," paparnya.

Infografis Progres Pembangunan Istana Negara di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Progres Pembangunan Istana Negara di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya