Pembangunan Industri LPG Bahlil Lahadalia Dinilai Bagus, Tapi Perlu Langkah Konkret

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum Gas (LPG) di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Sep 2024, 18:13 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2024, 17:14 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKP  Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang.
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum Gas (LPG) di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Terkait hal ini, pengamat ekonomi Piter Abdullah mengatakan rencana Bahlil itu sudah bagus, namun perlu didukung dengan langkah konkret untuk merealisasikannya.

Sebab, selama ini usaha untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri sudah dilakukan, tetapi belum berhasil secara optimal. Hal ini diduga karena minimnya investasi untuk melakukan eksplorasi minyak bumi.

“Kita mengalami penurunan lifting minyak sudah sangat lama dan persisten. Berbagai upaya sudah dilakukan, tetapi belum berhasil meningkatkan kembali produksi minyak kita. Hal ini dikarenakan investasi eksplorasi penemuan ladang baru sangat minim dilakukan,” ujar Piter, Selasa (17/9/2024).

Dia mengakui, investasi pada sektor ini sangat berisiko tinggi dan memiliki banyak tantangan.

Oleh karena itu, Piter mendorong Bahlil membuat kebijakan yang dapat meningkatkan investasi pada eksplorasi minyak, seperti perbaikan data dan kemudahan perizinan oleh pemerintah.

“Dipahami, investasi eksplorasi ini sangat berisiko dan jangka panjang. Selama ini, iklim investasi untuk eksplorasi ini tidak cukup mendukung,” ucapnya.

Piter mengatakan, Bahlil yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Investasi, perlu mengeluarkan kebijakan yang bisa memperbaiki iklim investasi di bidang ini agar para investor tertarik dan mau menanamkan investasinya.

“Jadi, rencana Pak Bahlil adalah hal yang bagus, tetapi selama ini rencana bagus saja tidak cukup. Harus ada kebijakan konkret yang bisa memperbaiki iklim investasi di bidang eksplorasi ini,” paparnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indonesia Bakal Bangun Industri LPG demi Kurangi Impor

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum Gas (LPG) di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Menurut Bahlil, langkah ini penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan mengurangi defisit pada neraca perdagangan dan devisa negara. "Khusus untuk LPG, kita ke depan akan membangun industri LPG di dalam negeri, dengan memanfaatkan potensi C3 (propane) dan C4 (butana). Ini kita harus bangun supaya mengurangi impor kita," tutur Bahlil, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 11 September 2024.

Bahlil mengungkap, saat ini Indonesia mengeluarkan devisa yang signifikan untuk impor LPG, sekitar Rp450 triliun keluar setiap tahun untuk membeli minyak dan gas, termasuk LPG. Hal ini berdampak langsung pada neraca perdagangan dan pembayaran negara, sehingga pembangunan industri domestik dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengurangi beban tersebut.

 


Pengembangan Jaringan Gas

Bahlil juga menyoroti pentingnya pengembangan jaringan gas rumah tangga sebagai bagian dari upaya pelayanan pemerintah kepada masyarakat, saat ini pemerintah tengah membangun pipa gas dari Aceh hingga Pulau Jawa.

"Ini sebagai bagian daripada instrumen untuk memediasi ketika gas kita di Jawa lebih banyak, bisa kita kirim ke Aceh atau ke Sumatera. Atau gas kita di Sumatera lebih banyak bisa kita kirim ke Pulau Jawa," jelas Bahlil.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya