BMKG: Ada 5 Kali Gempa Susulan Usai Lindu di Kabupaten Bandung

Menurut Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG), Daryono gempa tersebut merupakan gempa tektonik.

oleh Fenicia Effendi diperbarui 18 Sep 2024, 12:38 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 12:34 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa magnitudo 4,9 mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Rabu (18/9/2024) pukul 09.41.08 WIB. Menurut Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG), Daryono gempa tersebut merupakan gempa tektonik.

Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Garsela.

Dia menerangkan, usai gempa magnitudo 4,9 pada pukul 09.41 WIB tersebut, terjadi lima kali gempa susulan.  

"Hingga pukul 10.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 5 aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo terbesar 3,1," kata Daryono dalam keterangannya.

Daryono pun mengimbau masyarakat tetap tenang dan  tidak berpengaruh kepada isu yang tidak benar soal gempa.

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata dia.

Kemudian, kata dia, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

Daryono juga menegaskan agar masyarakat mendapatkan info yang pasti dan valid dari BMKG. "Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tandas Daryono.

Gempa Kabupaten Bandung berdampak dan dirasakan di beberapa daerah seperti di Majalaya dengan skala intensitas III-IV MMI, Banjaran dengan skala intensitas III MMI, Lembang dengan skala intensitas II-III MMI, Parompong dengan skala intensitas II-III MMI, Bandung Barat dengan skala intensitas II-III MMI, Baleendah dengan skala intensitas II-III MMI, Garut dengan skala intensitas II-III MMI, dan Cileunyi dengan skala intensitas II-III MMI.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Gempa Kabupaten Bandung

Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi (Photo: AFP/Frederick Florin)

Gempa bumi magnitudo 5.0 yang kini mutakhirkan menjadi 4,9 mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 18 September 2024 pukul 09.41.08 WIB. Menurut Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa tersebut merupakan gempa tektonik. 

Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Garsela.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal)," kata Daryono dalam siaran persnya. 

Dia mengatakan, gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Majalaya dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Banjaran dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Lembang, Parompong, Bandung Barat, Baleendah, Garut, Cileunyi dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan truk berlalu).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar dia.

Episenter gempa ini terletak pada koordinat 7,23° Lintang Selatan, 107,65° Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat 25 km tenggara Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada kedalaman 10 km.

Infografis BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu.
Infografis BMKG Sebut Gempa Megathrust di Indonesia Tinggal Tunggu Waktu. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya