Rektor Baru Ingin Dongkrak Peringkat UI di Dunia Pendidikan Internasional

Usai dilantik, Heri Hermansyah akan berusaha meningkatkan peringat UI di dunia internasional.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 04 Des 2024, 17:45 WIB
Diterbitkan 04 Des 2024, 17:41 WIB
Rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2024-2029, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., memberikan pernyataan usai dilakukan pelantikan di UI, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)
Rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2024-2029, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., memberikan pernyataan usai dilakukan pelantikan di UI, Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Tongkat estafet kepemimpinan Rektor Universitas Indonesia yang sebelumnya dipegang Ari Kuncoro, kini jabatan rektor tersebut diberikan kepada Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng. Usai dilantik, Heri Hermansyah akan berusaha meningkatkan peringat UI di dunia internasional.

Rektor UI, Heri Hermansyah ingin meningkatkan peringkat UI di dunia internasional. Terdapat dua kunci utama untuk UI di mata internasional, yakni unggul dan impactfull.

“Jadi kita akan men-drive seluruh kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi UI. Ada dua ciri tadi, satu adalah ciri unggul, kedua adalah ciri impactfull. Artinya kita tidak hanya menjalankan suatu kegiatan, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, tetapi kita harus ada ukurannya. Ukurannya itu adalah apa? Dampak. Dampak bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Heri usai pelantikan di Balai Purnomo, UI, Depok, Rabu (4/12/2024).

Heri menjelaskan, terdapat beberapa langkah untuk meningkatkan peringkat UI, yakni internasionalisasi, mobilitas sumber daya manusia (SDM) dan institusi. Pada internasionalisasi kuncinya adalah SDM, seluruh SDM UI harus meningkatkan kapasistas sehingga dapatbersaing di kancah global.

“Kalau kita lihat di negara yang universitasnya maju, dosen itu tidak lagi melihat dia alumni mana, tidak melihat dia lulusan mana, bahkan tidak melihat dia paspornya mana, tetapi yang dilihat adalah kualitas dan kompetensinya. Semua negara dengan universitas yang maju itu mempekerjakan talent-talent terbaik yang datang dari negara manapun,” jelas Heri.

Heri menilai, tantangan untuk universitas ke depannya adalah mau membuka diri menerima akademisi yang memiliki kualitas unggul meskipun bukan berasal dari dalam. Heri mencontohkan, tenaga akademisi yang sudah berkiprah di luar negeri memiliki prestasi yang prominent untuk datang dan masuk ke dalam UI.

“Mereka tidak perlu lagi mulai dari awal tapi langsung masuk dengan posisi yang telah mereka dapatkan di luar negeri tadi. Kalau dia sudah profesor, masuk ke sini profesor juga, ya kayak gitu. Tidak perlu lagi dia mulai dari awal. Nah, dia masuk dengan segenap rekam jejaknya. Jadi kalau main bola, di perguruan tinggi pun perlu ada naturalisasi akademisi akademisi Diaspora Indonesia yang ada di luar negeri untuk dapat menempati berbagai posisi di perguruan tinggi di luar negeri dan juga di UI ini," ucap Heri.

 

 

Tak Hanya Jago Kandang

Selanjutnya, sambung Heri, mobilitas dengan cara meningkatkan keaktifan para dosen di berbagai kegiatan internasional. Para dosen tidak hanya jago di kandang dan hanya berkutik di dalam kampus.

“Mereka (dosen) harus eksis di nasional, harus juga aktif dalam berbagai kegiatan akademik internasional dan itu akan menjadi suatu rekognisi, rekognisi internasional. Nah itu diperlukan untuk meningkatkan perankingan tadi,” terang Heri.

Heri akan meningkatkan institusi kampus UI, seperti dengan memiliki program internasional, double degree. Program tersebut salah satu cara strategi untuk meningkatkan kualitas institusi dalam negeri.

“Jadi misal kita memiliki partners ya, rankingnya 14 dunia misalnya atau 18 dunia. Kita di sini ranking 206. Ijazah dengan double negeri, kurikulum kita disamakan, 2 tahun di kita, 2 tahun di luar negeri dapat ijazah dari kita, dapat ijazah dari partner. Artinya apa? Ijazah universitas kita diakui setara dengan ijazah universitas partner yang rankingnya jauh di atas kita. Nah untuk bisa menuju ke sana, tentunya tadi, kita juga harus memperbaiki kualitas di dalam,” ungkap Heri.

Heri menilai dengan langkah tersebut selama dua tahun proses pengajaran di UI dapat diakui dan transfer kredit ke partner yang ada di luar negeri dengan rangking yang lebih baik tadi. Hal tersebut akan menaikkan kualitas pendidikan tinggi dalam UI.

“Kemudian terkait dengan penelitiannya ya. Kita juga sudah saatnya ya, sudah ada inisiatif-inisiatif untuk membuka keran misal program post doctoral. Nah post doctoral ini sangat penting untuk mereka yang sudah lulus untuk bisa menjaga prestasi kinerja penelitiannya sebelum menjadi faculty members tetap di universitas melalui program post doctoral,” ujar Heri.

 

Pertukaran Profesor

Heri berencana UI akan ada pertukaran profesor yang nantinya Profesor luar negeri datang ke Indonesia dan mengajar di UI. Begitupun sebaliknya, Profesor Indonesia bisa dikirim ke luar negeri, disana diperlakukan sama seperti profesor di universitas mereka. Langkah tersebut yang harus didorong sehingga semakin banyak profesor UI yang dapat exchange, short visit sebagai profesor.

“Kemudian mobility ya, nah itu akan meningkatkan jumlah rekognisi internasional atas institusi, atas SDM dan kemudian juga mahasiswa-mahasiswa kita yang memiliki talent talent untuk bisa berkompetisi di kancah global,” tutup Heri. (Dicky Agung Prihanto)

Infografis Journal
Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya