Liputan6.com, Teluk Betung: Supidin bernasib nahas. Warga Gudang Lelang, Teluk Betung, Lampung, ini tewas dikeroyok sembilan pemuda yang sedang memperebutkan seorang perempuan, Senin (24/11) malam. Jenazahnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Banyak luka tusukan di tubuh korban.
Kasus pengeroyokan ini berawal ketika Supidin berada di waktu dan tempat yang salah pada malam takbiran. Dia terjebak perseteruan sembilan pemuda yang sedang memperebutkan Neni, bunga desa di Teluk Betung. Padahal, Supidin tak terlibat sama sekali dengan perebutan itu. Dia hanya menjadi korban.
Sedangkan yang bermasalah dengan sembilan pemuda adalah Jais, teman Supidin. Jais dituduh memukul Soni--anggota kelompok sembilan--yang kedapatan mengapeli Neni, pacar Jais. Sedangkan Supidin dituding telah menyembunyikan Jais saat kesembilan pemuda mencarinya. Saat itulah para tersangka secara membabi buta memukuli Supidin hingga tewas.
Personel Polsek Teluk Betung yang mendengar kasus tersebut langsung bergerak. Di bawah arahan Kepala Polsek Teluk Betung Ajun Komisaris Polisi Darman Gumay, polisi mencari pengeroyok Supidin. Pencarian membuahkan hasil. Delapan jam setelah kejadian, enam pengeroyok Supidin langsung dibekuk. Sedangkan tiga lainnya masih buron.
Menurut Darman Gumay, sebenarnya yang paling dicari adalah Mat Caung. Sebab, dia diduga sebagai provokator yang memicu rekan-rekannya menghabisi Supidin, meski korban tak mengetahui permasalahan Jais dengan Soni. Polisi menduga Mat Caung bersembunyi di kapal nelayan yang sedang tambat.
Ketika ditemui di kantor polisi, enam pemuda yang mengeroyok Supidin mengaku hanya ikut-ikutan. Mereka dipaksa Mat Caung untuk mengeroyok korban. Mereka baru sadar bahwa yang tewas bukan Jais, melainkan Supidin. Padahal, Mat Caung menyuruh mereka mencari Jais. Untuk meredam amarah warga Gudang Lelang, Teluk Betung, polisi meminta warga tak dendam. Sebab, kasus itu kini sudah ditangani polisi.(ULF/Bisrie Merduani dan Asep)
Kasus pengeroyokan ini berawal ketika Supidin berada di waktu dan tempat yang salah pada malam takbiran. Dia terjebak perseteruan sembilan pemuda yang sedang memperebutkan Neni, bunga desa di Teluk Betung. Padahal, Supidin tak terlibat sama sekali dengan perebutan itu. Dia hanya menjadi korban.
Sedangkan yang bermasalah dengan sembilan pemuda adalah Jais, teman Supidin. Jais dituduh memukul Soni--anggota kelompok sembilan--yang kedapatan mengapeli Neni, pacar Jais. Sedangkan Supidin dituding telah menyembunyikan Jais saat kesembilan pemuda mencarinya. Saat itulah para tersangka secara membabi buta memukuli Supidin hingga tewas.
Personel Polsek Teluk Betung yang mendengar kasus tersebut langsung bergerak. Di bawah arahan Kepala Polsek Teluk Betung Ajun Komisaris Polisi Darman Gumay, polisi mencari pengeroyok Supidin. Pencarian membuahkan hasil. Delapan jam setelah kejadian, enam pengeroyok Supidin langsung dibekuk. Sedangkan tiga lainnya masih buron.
Menurut Darman Gumay, sebenarnya yang paling dicari adalah Mat Caung. Sebab, dia diduga sebagai provokator yang memicu rekan-rekannya menghabisi Supidin, meski korban tak mengetahui permasalahan Jais dengan Soni. Polisi menduga Mat Caung bersembunyi di kapal nelayan yang sedang tambat.
Ketika ditemui di kantor polisi, enam pemuda yang mengeroyok Supidin mengaku hanya ikut-ikutan. Mereka dipaksa Mat Caung untuk mengeroyok korban. Mereka baru sadar bahwa yang tewas bukan Jais, melainkan Supidin. Padahal, Mat Caung menyuruh mereka mencari Jais. Untuk meredam amarah warga Gudang Lelang, Teluk Betung, polisi meminta warga tak dendam. Sebab, kasus itu kini sudah ditangani polisi.(ULF/Bisrie Merduani dan Asep)