Maraknya penembakan terhadap oknum polisi membuat Polri berencana membekali anggotanya dengan tambahan perangkat pelindung. Namun, Polri menyatakan membutuhkan anggaran tambahan untuk membeli perangkat pelindung itu.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie menjelaskan, perangkat pelindung itu diperlukan untuk menambah rasa aman bagi anggota Polri yang bekerja di lapangan dan bersiap dalam menghadapi kondisi darurat kepolisian.
"Dari segi anggaran, untuk melengkapi Polri agar lebih siap. Misal rompi itu kan hanya diberikan pada anggota khusus dengan tugas khusus, seperti Densus 88," kata Ronny dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).
Dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, polisi lalu lintas di sana memiliki rompi anti peluru. Sehingga, lanjut Ronny, bila ada suatu kejadian, mereka siap menanganinya. "Lihat anggota Lalin kita, tidak semua dilengkapi seperti itu," ujarnya.
Kasus penembakan yang menimpa anggota polisi sejak Juli lalu, juga dinilai Pengamat Kepolisian dari PTIK Bambang Widodo Umar bahwa kepoilisian dalam keadaan darurat.
Disebut darurat, lanjut Bambang, karena pada Orde Baru tidak ada kasus penembakan yang menimpa polisi. Ia pun menilai fenomena penembakan ini sebagai kondisi kepolisian yang kian melemah. Namun, Bambang melihat belum ada langkah konkret untuk mencegah kasus serupa di masa mendatang.
"Sudah berapa orang polisi ditembaki, tapi upaya polisi dalam mencegah ini di belum kelihatan," tutur Bambang.
Aksi penembakan aparat terjadi belakangan ini sejak Juli hingga September ini. Yang menjadi korban adalah anggota Satlantas Polres Metro Jakarta Pusat Patah Sektyono, ditembak di Cireundeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Anggota Satuan Binmas Polsek Cilandak Polres Metro Jakarta Selatan Aiptu Dwiyatna, ditembak di Gang Mandor Jalan Otista Raya Ciputat, Tangerang Selatan.
Lalu anggota Satuan Babinkamtibmas Aiptu Kus Hendratmo dan anggota Satuan reserse Polsek Pondok Aren Tangerang Selatan Bripka Ahmad Maulana, yang ditembak di Jalan Graha Indah Pondok Aren Tangerang Selatan.
Terakhir, anggota Provost Direktorat Polisi Air dan Udara Baharkam Polri, Aipda Sukardi yang tewas ditembak di depan gedung KPK Jalan Rasuna Said, Setia Budi.
Dan yang selamat adalah Brigadir Polisi Satu (Briptu) Ruslan Kusuma, saat ditembak di tempat pencucian mobil Arema, Jalan Pekapuran, Cimanggis, Depok. Kini, ia dirawat di RS Polri. (Tnt/Ary)
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie menjelaskan, perangkat pelindung itu diperlukan untuk menambah rasa aman bagi anggota Polri yang bekerja di lapangan dan bersiap dalam menghadapi kondisi darurat kepolisian.
"Dari segi anggaran, untuk melengkapi Polri agar lebih siap. Misal rompi itu kan hanya diberikan pada anggota khusus dengan tugas khusus, seperti Densus 88," kata Ronny dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).
Dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, polisi lalu lintas di sana memiliki rompi anti peluru. Sehingga, lanjut Ronny, bila ada suatu kejadian, mereka siap menanganinya. "Lihat anggota Lalin kita, tidak semua dilengkapi seperti itu," ujarnya.
Kasus penembakan yang menimpa anggota polisi sejak Juli lalu, juga dinilai Pengamat Kepolisian dari PTIK Bambang Widodo Umar bahwa kepoilisian dalam keadaan darurat.
Disebut darurat, lanjut Bambang, karena pada Orde Baru tidak ada kasus penembakan yang menimpa polisi. Ia pun menilai fenomena penembakan ini sebagai kondisi kepolisian yang kian melemah. Namun, Bambang melihat belum ada langkah konkret untuk mencegah kasus serupa di masa mendatang.
"Sudah berapa orang polisi ditembaki, tapi upaya polisi dalam mencegah ini di belum kelihatan," tutur Bambang.
Aksi penembakan aparat terjadi belakangan ini sejak Juli hingga September ini. Yang menjadi korban adalah anggota Satlantas Polres Metro Jakarta Pusat Patah Sektyono, ditembak di Cireundeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Anggota Satuan Binmas Polsek Cilandak Polres Metro Jakarta Selatan Aiptu Dwiyatna, ditembak di Gang Mandor Jalan Otista Raya Ciputat, Tangerang Selatan.
Lalu anggota Satuan Babinkamtibmas Aiptu Kus Hendratmo dan anggota Satuan reserse Polsek Pondok Aren Tangerang Selatan Bripka Ahmad Maulana, yang ditembak di Jalan Graha Indah Pondok Aren Tangerang Selatan.
Terakhir, anggota Provost Direktorat Polisi Air dan Udara Baharkam Polri, Aipda Sukardi yang tewas ditembak di depan gedung KPK Jalan Rasuna Said, Setia Budi.
Dan yang selamat adalah Brigadir Polisi Satu (Briptu) Ruslan Kusuma, saat ditembak di tempat pencucian mobil Arema, Jalan Pekapuran, Cimanggis, Depok. Kini, ia dirawat di RS Polri. (Tnt/Ary)