Langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tiba-tiba menyindir statement Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melalui akun twitter-nya mendapatkan kritik balik dari para kader PDIP. Salah satunya Rieke Diah Pitaloka.
Rieke menilai, kritikan Presiden SBY kepada Presiden Indonesia ke-5 itu seperti ABG atau Anak Baru Gede yang baru mengenal twitter. "SBY kaya ABG ah curhat di twitter. Jangan kaya ABG dong kalau marahan sama temannya terus langsung curhat di twitter," kata Rieke di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/10/2013).
Anggota Komisi IX DPR ini menjelaskan, tak selayaknya Presiden SBY selaku kepala negara berkomentar di jejaring sosial media hanya untuk menanggapi pernyataan orang lain.
Seharusnya, lanjut Rieke, Presiden SBY berani tampil di depan media untuk menanggapi permasalahan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Terutama, terkait masalah TKI overstay di Arab Saudi hingga dideportasi dan mengalami kekurangan makanan dan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
"Ngapain nanggepin kicauan di twitter. Seharusnya dia sebagai kepala negara melihat problem rakyat Indonesia yang dideportasi puluhan ribu orang di luar negeri itu bagaimana?" jelasnya.
Karena, lanjut Rieke, mungkin saja diantara puluhan ribu TKI yang di luar negeri memilih Presiden SBY semasa pemilu presiden sebelumnya. "Ya, harus dipikirkan dong bagaimana menyelamatkan rakyat Indonesia di luar negeri."
Karena itu, Rieke berharap, Presiden SBY dapat berkomentar baik di media sosial maupun secara langsung di depan media massa. Pun terkait langkah pemerintah terhadap penyelamatan TKI di luar negeri dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Saya menunggu `kicauan` SBY sebagai kepala negara menanggapi deportasi. Apa solusinya untuk TKI yang pulang," tukas pemeran Oneng dalam serial Bajai Bajuri itu. (Rmn/Ism)
Rieke menilai, kritikan Presiden SBY kepada Presiden Indonesia ke-5 itu seperti ABG atau Anak Baru Gede yang baru mengenal twitter. "SBY kaya ABG ah curhat di twitter. Jangan kaya ABG dong kalau marahan sama temannya terus langsung curhat di twitter," kata Rieke di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/10/2013).
Anggota Komisi IX DPR ini menjelaskan, tak selayaknya Presiden SBY selaku kepala negara berkomentar di jejaring sosial media hanya untuk menanggapi pernyataan orang lain.
Seharusnya, lanjut Rieke, Presiden SBY berani tampil di depan media untuk menanggapi permasalahan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Terutama, terkait masalah TKI overstay di Arab Saudi hingga dideportasi dan mengalami kekurangan makanan dan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
"Ngapain nanggepin kicauan di twitter. Seharusnya dia sebagai kepala negara melihat problem rakyat Indonesia yang dideportasi puluhan ribu orang di luar negeri itu bagaimana?" jelasnya.
Karena, lanjut Rieke, mungkin saja diantara puluhan ribu TKI yang di luar negeri memilih Presiden SBY semasa pemilu presiden sebelumnya. "Ya, harus dipikirkan dong bagaimana menyelamatkan rakyat Indonesia di luar negeri."
Karena itu, Rieke berharap, Presiden SBY dapat berkomentar baik di media sosial maupun secara langsung di depan media massa. Pun terkait langkah pemerintah terhadap penyelamatan TKI di luar negeri dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Saya menunggu `kicauan` SBY sebagai kepala negara menanggapi deportasi. Apa solusinya untuk TKI yang pulang," tukas pemeran Oneng dalam serial Bajai Bajuri itu. (Rmn/Ism)